Gangguan belajar pada anak
bukanlah penyakit, namun ia bisa dialami oleh putra-putri kita. 5
hingga 10 persen anak-anak di dunia mengalami hal yang serupa yaitu
mengalami gangguan belajar. Gangguan belajar dapat menyebabkan anak
susah untuk menguasai pelajaran dan menguasai suatu keterampilan ataupun
anak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Oleh
karena itu para orang tua harus memahami dan mengetahui beberapa macam
dan jenis gangguan belajar.
5 Macam dan jenis gangguan belajar
1. Disleksia
Disleksia
membaca dan menulis merupakan gangguan belajar yang paling sering
terjadi. Ketika anak mengalami kesulitan membaca maka anak juga akan
rentan mengalami kesulitan dalam menulis. Lebih lanjut tentang
disleksia bisa baca Disleksia membaca
2. Disgrafia
Disgrafia
merupakan gangguan belajar dimana anak mengalami kesulitan dalam
mengekspresikan bentuk tulisan. Disgrafia menyebabkan anak susah untuk
menulis yang bisa saja disebabkan karena anak mengalami gangguan motorik
halusnya.
3. Diskalkulia
Diskalkulia
merupakan gangguan belajar dimana anak mengalami kesulitan ketika sedang
belajar tentang konsep-konsep hitungan atau matematika. Konsep
matematika terdiri dari hal yang mendasar misalnya adalah konsep
penjumlahan, pengurangan, waktu, sistim nomor dan menghapal rumus-rumus
ataupun angka.
4. ADHD dan gangguan konsentrasi
ADHD atau
Attention Deficit Hyperactivity Disorder pada awalnya termasuk dalam
kategori gangguan belajar pada anak. Namun akhir-akhir ini anggapan
tersebut sudah mulai ditinggalkan. Hal ini dikarenakan ternyata anak
ADHD juga masih belajar layaknya anak normal meskipun anak ADHD akan
mengalami kesulitan untuk diam tenang di dalam kelas, akan tetapi ia
tetap mampu untuk mengikuti pelajaran jika mendapatkan penanganan yang
tepat.
5. Gangguan Bahasa
Anak yang
mengalami gangguan bahasa biasanya mengalami keterlambatan bicara sejak
kecil. Oleh karena itu orang tua harus mengetahui standar normal anak
sudah mulai berbicara. Karena tiap tahap usia anak harus seimbang
dengan kemampuan berbicaranya. Jika anak mengalami keterlamabatan
berbicara di usia balitanya, bisa jadi anak akan mengalami gangguan
bahasa ketika anak sudah dewasa.
Para orang tua
harus bersikap kritis terhadap perkembangan anak-anaknya. Kita patut
menaruh curiga manakala prestasi akademik anak mengalami penurunan,
padahal sebelumnya anak-anak memiliki prestasi yang bagus di masa
kecilnya bahkan melampaui anak-anak normal lainnya. Jika ditemukan
penurunan prestasi akademik bisa jadi anak memiliki gangguan belajar.
Entah itu Disleksia, disgrafia, diskalkulia ataupun gangguan bahasa.
Untuk
gejala-gejala awal yang bisa dilakukan orang tua yaitu mengamati
perilaku anak. Anak-anak yang memiliki gangguan belajar akan mengalami
bentuk ekspresi misalnya adalah anak bosan sekolah, memiliki rasa takut
ke sekolah, lebih lama mengerjakan soal atau tugas. Jika hal tersebut
dibiarkan maka anak akan mengalami prestasi belajar yang menurun,
cenderung lebih banyak absen di sekolah, sering mendapatkan hukuman baik
mulai dari yang ringan hingga berat, berperilaku agresif hingga
bertindak bullying kepada teman-temannya. Apabila gangguan belajar ini
tidak teratasi dengan baik bisa jadi anak tidak akan naik sekolah dan
kemungkinan terburuk adalah drop out dari sekolah.
Apabila para
orang tua sudah mengetahui dan menemukan gejala-gejala gangguan belajar
pada anak-anaknya, apalagi dikeluhkan oleh guru maka orang tua harus
segera bertindak aktif. Langkah yang paling tepat yaitu berkonsultasi
kepada ahlinya. Beberapa sekolah sudah ada yang menyediakan psikolog,
jika hal ini sudah ada maka bisa dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan
belajar pada anak. Hal ini harus cepat dilakukan agar anak tidak sempat
mendapatkan label "bodoh, pemalas, anak nakal" dan label-label negatif
lainnya. Orang tua harus bisa mengembalikan rasa kepercayaan diri anak
sehingga prestasi belajar anak kembali membaik.
Beberapa anak-anak
yang mengalami gangguan belajar pada masa kecilnya masih bisa
menunjukkan prestasi akademik ataupun prestasi profesional di usia
dewasanya. Namun jika gangguan belajar dimasa kecilnya tidak bisa
terselesaikan dengan baik, bisa jadi diusia dewasa akan mengalami
gangguan dan masalah dalam hubungan pekerjaaan ataupun masalah dalam
lingkungan bermasyarakat. Kerjasama yang baik antara orang tua,
sekolah, anak serta lingkungan sangat menentukan dalam keberhasilan mengatasi gangguan belajar. http://www.al-maghribicendekia.com/2015/05/mengenal-gangguan-belajar-pada-anak-anak.html