Bismillah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

run text

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **
Tampilkan postingan dengan label Wahai Anakku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wahai Anakku. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2015

"Beban Berat Seorang Ayah"


Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya dan melihat seorang isteri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah. "Yah, beras sudah habis loh..." ujar isterinya. Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah,"Ayah..., besok Agus harus bayar uang praktek". "Iya..." jawab sang Ayah.


Getir terdengar di telinga saya, apalah lagi bagi lelaki itu, saya bisa menduga langkahnya semakin berat. (Gundah Gulana Seorang Ayah) Ngomong-ngomong, saya jadi ingat pesan anak saya semalam,

"besok beliin lengkeng ya" dan saya hanya menjawabnya dengan "Insya Allah" sambil berharap anak saya tak kecewa jika malam nanti tangan ini tak berjinjing buah kesukaannya itu.

Di kantor, seorang teman menerima SMS nyasar, "jangan lupa, pulang beliin susu Nadia ya".
Kontan saja SMS itu membuat teman saya bingung dan sedikit berkelakar, "ini, anak siapa minta susunya ke siapa".

Saya pun sempat berpikir, mungkin jika SMS itu benar-benar sampai ke nomor sang Ayah, tambah satu gundah lagi yang bersemayam. Kalau tersedia cukup uang di kantong, tidaklah masalah.
Bagaimana jika sebaliknya?

Banyak para Ayah setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi setiap langkah hingga ke kantor. Keluhan isteri semalam tentang uang belanja yang sudah habis, bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu, susu si kecil yang tersisa di sendok terakhir, bayar tagihan listrik, hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur, dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun.

Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat isterinya tersenyum, meyakinkan anak-anaknya tenang dengan satu kalimat, "Iya, nanti semua Ayah bereskan" meski dadanya bergemuruh kencang dan otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya membereskan semua gundah yang ia genggam.

Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja. Isteri dan anak-anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang didapat sang Ayah. Halalkah? Karena yang penting teredam sudah gundah hari itu.

Teramat banyak para isteri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut namun yang ditunggu tak juga kembali. Sementara jauh disana, lelaki yang isteri dan anak-anaknya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihajar massa yang geram oleh aksi pencopetan yang dilakukannya. Sekali lagi, ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan.

Sungguh, diantara sekian banyak Ayah itu, saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam, hingga membawanya kembali bersama pagi. Berharap ada rezeki yang Allah berikan hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam.
Ayah yang ini, masih percaya bahwa Allah takkan membiarkan hamba-Nya berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai.

Ayah ini meyakini bahwa Allah tidak akan menguji seorang hamba kecuali sebatas hamba tersebut mampu memikulnya, dan Ia selalu berprasangka baik kepada Allah dengan meyakini bahwa tiada cobaan yang tidak berakhir dan Jalan keluar selalu akan datang kepada hamba-hamba yang hanya bersandar pada pertolongan dan kasih sayangNYA semata.

Para Ayah ini, yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa harus menciptakan gundah baru bagi keluarganya. Karena ia takkan menuntaskan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji pengap, atau bahkan membiarkan seseorang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar massa setelah tertangkap basah mencopet.

Dan saya, sebagai Ayah, akan tetap menggenggam gundah saya dengan senyum. Saya yakin, Allah suka terhadap orang-orang yang tersenyum dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya.

Semoga.

Kamis, 21 Mei 2015

Kesabaran Mendidik Anak-Anak

 
Gallery Gema Nurani
Mendidik anak dibutuhkan kesabaran.  Tanpa hati yang sabar tentunya mengasuh dan mendidik anak akan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan. Perilaku anak yang acap kali tidak sesuai dengan keinginan kita harus kita hadapi setiap hari.  Mulai dari anak yang mengompol sembarangan, sering bertengkar dengan adik ataupun anak tetangga, rewel dan suka merengek, susah diajari, malas dan masih banyak lagi tipikal kelakuan anak bandel lainnya yang harus kita sikapi dengan ekstra sabar.

Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ataupun tugas-tugas lainnya yang masih terbengkalai menambah ujian dalam keseharian kita.  Ya memang anak merupakan ujian yang harus bisa kita selesaikan dengan baik.  Ia tak boleh kita hadapi dan diselesaikan dengan penuh emosi ataupun hardikan.  Pikiran yang terkendali dan emosi yang senantiasa stabil harus selalu kita hadirkan agar tugas dan kewajiban dalam mengasuh anak bisa berhasil dengan baik.

Anak merupakan harta tak ternilai dan sekaligus ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita. Kemampuan kita dalam menghadirkan kesabaran ketika mendidiknya akan berbuah manis dan tentunya akan mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah Swt.  Buah manis ini akan kita rasakan manakala anak sudah beranjak dewasa dan anak melakukan segala kebaikan-kebaikan yang telah kita ajarkan kepadanya.  Ya, anak berbakti merupakan dambaan kita semua dan itu merupakan hiasan dunia yang akan menyejukkan pandangan mata kita dan harta yang tak ternilai.  Jerih payah dan tenaga yang sudah kita keluarkan akan sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan yaitu anak yang berbakti kepada orang tua.

Ada beberapa hal yang harus kita hadirkan sabar ketika sedang mendidik anak yaitu antara lain

1. Sabar dalam membentuk pribadi anak

Untuk membentuk pribadi yang baik maka anak harus diajarkan kebaikan-kebaikan mulai dari perilaku dan kebiasaan-kebiasaan positif dalam keseharian hidup. Transfer kebaikan kepada anak tentunya dibutuhkan perjuangan karena anak pastinya tidak akan langsung bisa mempraktekkannya. Dibutuhkan proses dan keteladanan.  Kebaikan yang diajarkan mulai dari tata cara beribadah, adab dan sopan santun serta kebiasaan-kebiasan baik lainnya yang harus diterapkan anak.  Hal ini tentunya dibutuhkan sabar mengingat gempuran demi gempuran keburukan juga senantiasa mengincar terutama dari faktor eksternal.

2. Sabar dalam menjawab rasa ingin tahu anak

Semua orang tua pasti merasakan bagaimana anak-anak kita ketika mulai aktif bertanya tentang segala sesuatu yang belum ia tahu.  Bahkan anak akan cenderung lebih kritis dan terkadang menanyakan tentang sesuatu yang sepele namun kita akan mengalami kesusahan dalam menjawabnya.  Hal ini bisa terjadi dikarenakan logika anak tentunya belum sama dengan logika orang dewasa yang akan mudah cepat untuk paham.  Sehingga ketika anak kita berikan penjelasan anak juga belum memahaminya dengan baik.

Rasa ingin tahu anak harus bisa kita jawab dan tidak boleh kita acuhkan begitu saja ataupun hanya menganggap bahwa pertanyaan tersebut sangat tidak berguna.  Hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dan menakutkan apabila anak bosan bertanya kepada orang tuanya dan lebih memilih bertanya kepada orang lain.  Bagaimana kalu jawaban yang diberikan orang lain justru tidak benar dan menyesatkan anak kita?

3. Bersabar dalam mendampingi anak

Banyak hal yag membuat kita harus dekat dengan anak.  Salah satunya adalah anak juga merupakan makhluk yang juga akan punya permasalahan.  Sebagai orang tua kita harus mampu mendengarkan dan menjadi teman yang baik ketika anak sedang bercerita tentang hidupnya.  Meremehkan hal ini akan membuat anak lebih memilih untuk bercerita kepada orang lain.  Jika hal ini berkelanjutan maka anak tidak akan memiliki kepercayaan terhadap orang tuanya.  Jadi bersabarlah dalam menghadapi setiap keluhan anak meskipun permasalahan yang kita hadapi juga semakin kompleks dan beruntun.

4. Sabar menahan emosional

Banyak sekali perilaku-perilaku anak yang harus kita hadapi dengan ekstra sabar.  Karena terkadang kita tanpa sadar meluapkan emosi ketika anak berbuat salah.  Yang harus dilakukan adalah menenangkan hati dan pikiran baru kemudian memberikan nasehat kepada anak, bukan dengan menasehati anak dalam kondisi emosi yang memuncak. 

5. Sabar ketika belum berhasil

Bersabarlah ketika hasil yang kita inginkan belum sesuai dengan harapan kita.  Teruslah berusaha dan mencari ilmu baru agar proses mendidik anak menuju titik sempurna sehingga anak bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik. Misalnya adalah ketika anak juga belum bisa membaca.  Apakah kita harus memaki dan mengomeli anak?  Tentunya ya harus sabar ketika metode yang kita gunakan juga belum kunjung berhasil dan bertanyalah kepada ahlinya hingga anak akan berhasil untuk bisa membaca.  Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang harus kita hadirkan sabar dalam menanganinya.

Kata sabar terlihat sepele namun dalam aplikasinya perlu perjuangan yang kuat.  Hati yang sabar harus senantiasa kita pupuk agar tidak habis tergerus oleh perilaku-perilaku anak yang belum berkesesuaian dengan keinginan kita.  Latihan yang berkesinambungan, doa yang tak pernah putus, menghadiri majelis keilmuan, berteman dengan orang baik merupakan cara yang ampuh untuk memupuk jiwa sabar agar tetap ada dalam diri kita. Semoga kesabaran kita dalam mendidik dan mengasuh anak menjadi lahan ibadah dan menjadi amal kebaikan yang takkan pernah terputus.  Aamiin.....

Contact Us :

Kamis, 16 April 2015

Pertanyaan Bagus, Pancing Jawaban Anak

Gallery Gema Nurani

Sebagai ibu bekerja. Anda tentu ingin memastikan anak mengikuti rutinitas  yang sudah Anda jadwalkan setiap hari. Karena rutin,   pertanyaan  yang Anda lontarkan lewat telepon atau saat Anda tiba di rumah  juga sama terus, standar, dan sejenis pertanyaan  tertutup seperti, “Kamu sudah makan belum?”  Biasanya anak pun menjawab  singkat saja, “ya”, “tidak” atau hanya dengan gelengan atau anggukan kepala. Dengan itu, Anda memang sudah memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun jika Anda bisa  mengemas pertanyaan terbuka dan membangun suasana sedemikian rupa, maka Anda akan memperoleh jawaban bervariasi, bahkan terkadang menakjubkan dari anak. Selain itu, pertanyaan terbuka juga  bisa menstimulasi berbagai kemampuan seperti bahasa, imajinasi, memecahkan problem. Yuk, ubah beberapa pertanyaan rutin dengan pertanyaan yang lebih menantang!

1.    Kamu sudah makan belum? Pertanyaan ini diajukan dengan maksud agar orangtua mengetahui dengan pasti si kecil sudah makan sesuai jam makan. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan olehnya, “sudah” atau “belum”. Jawaban tersebut  tentu akan membuat Anda senang, apalagi jika anak memang sulit makan. Sementara jawaban belum akan membuat Anda sibuk mencari penyebab dan ‘memaksanya’ untuk makan. Agar pertanyaan ini tidak menjadi rutin dengan jawaban rutin, coba ceritakan dulu pengalaman makan Anda hari itu baru mengajukan pertanyaan. Misalnya, “Saat makan siang tadi Bunda makan gado-gado. Enak sekali.  Sayurannya ada bayam, tauge dan wortel. Gado-gadonya diberi lontong, tahu, dan telur rebus. Cerita dong bagaimana serunya makan siangmu?  Cerita dan pertanyaan yang Anda ajukan akan menstimulasi anak bercerita lebih panjang dan variasi tentang makan siangnya.

2.    Tadi di sekolah enak enggak? Saking penasaran ingin tahu pengalaman si kecil di sekolah, itulah hal yang mungkin pertama Anda tanyakan ketika bertemu dengannya saat ia selesai sekolah. Anda mungkin hanya akan mendengar ia menjawab, “enak”, “nggak”  atau bahkan ia hanya mengangkat bahu. Maklum saja si kecil masih lelah. Yang diinginkannya saat itu adalah pelukan Anda, segelas air atau makanan kecil. Anda bisa bertanya tentang sekolahnya setelah ia kelihatan relaks dengan bertanya, “Tadi di sekolah bermain dengan siapa saja? Pasti seru ceritanya.” Dengan pertanyaan yang diucapkan secara antusias anak tentu akan menceritakan dengan siapa ia bermain. Pertanyaan selanjutnya yang bisa Anda tanyakan adalah, “Bermain apa saja?”  Lewat ceritanya Anda bisa mengetahui apakah si kecil cukup antusias atau tidak bermain dengan  teman-teman barunya di sekolah yang ini bisa menjadi indikasi ia baik-baik saja di sekolah atau tidak. 

3.    Sudah mandi atau belum? Lewat pertanyaan ini Anda tentu ingin memastikan bahwa anak mengikuti aturan yang Anda tetapkan, mandi dua kali sehari, pagi dan siang. Pertanyaan ini kerap dilontarkan karena beberapa anak memang sulit diajak mandi. Tapi cobalah  mengajukan pertanyaan berbeda seperti, “Menurutmu,  apa yang paling seru dilakukan saat mandi?” Jawabannya bisa dijadikan dasar untuk membuat acara mandi lebih menyenangkan. Jika Anda tidak di rumah, Anda bisa bertanya, “Tadi sore mandinya dibantu oleh siapa?” Lewat pertanyaan itu Anda akan tahu ia sudah mandi atau belum. Saat tiba di rumah, beri ia pelukan sambil mengatakan, “Hmmm, tubuhmu bersih dan wangi. Ini berkat mandi dua kali sehari!”

4.    Hari ini kamu tidur siang nggak? Bagi anak yang sedang senang bereksplorasi tidur siang bisa  merupakan pekerjaan yang  ingin dihindari. Kalau bisa, maunya main sepanjang hari. Sementara anak usia 1-3 tahun misalnya, masih butuh waktu tidur 12 – 14 jam, yaitu 11 jam tidur malam dan 2 -3 jam tidur siang. Jadi,  agar mood anak bagus  ia tetap perlu tidur siang. Namun,  daripada Anda hanya menerima jawaban “ya” dan “tidak”, mengapa Anda tidak bertanya, “Tadi kamu tidur siang dengan siapa?”  Dari jawaban si kecil Anda akan tahu apakah ia tidur siang atau tidak. Jika ternyata ia tidur siang katakan padanya, “Tidur siang telah membuatmu kelihatan segar dan bahagia.” Jika ternyata ia tidak tidur siang Anda bisa bertanya, “Apa yang membuatmu tidak tidur siang, nak?”

5.    Sudah cuci tangan belum? Ini tentu saja masuk pertanyaan wajib sebelum makan atau seusai main di luar. Sebagai orangtua kita tak ingin anak sakit gara-gara menelan kuman yang ada di tangan seusai main kotor-kotoran. Dan jawaban ‘’sudah” dari anak sudah akan cukup membuat Anda bernapas lega. Namun, sebelum bertanya Anda cuci tangan lebih dulu dan bercerita lebih dulu seperti ini. “Pernah ada, lho, anak cuci tangan memakai susu cair. Tangannya jadi bau susu dan lengket. “Tadi kamu cuci tangannya memakai air apa  dan di mana?” Pertanyaan seperti ini akan direspon dengan jawaban yang bervariasi. Misalnya, bisa saja anak tertawa karena menganggap lucu atau dia bilang jijik dan mengernyitkan hidungnya. Dia mungkin akan menjawab, “Aku dong mencuci tangan dengan air.” Kalau belum yakin katakan saja,  “Coba Bunda  lihat tanganmu yang bersih itu” Dari situ Anda akan tahu apakah ia sudah mencuci tangan atau belum.    
  
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Balita/Psikologi/pertanyaan.jitu.pancing.jawaban.anak/001/007/1351/2

Contact Us :

Jumat, 13 Maret 2015

Mewaspadai Fenomena Anak Pacaran

Masih marak foto siswa SMP yang menyatakan suka dengan seorang anak perempuan kelas 6 SD dan menjadi viral di media sosial akan membuat kita sedikit terhenyak. Bagaimana tidak, seorang yang masih tergolong di bawah umur sudah melakukan aktivitas layaknya orang dewasa.  Padahal usia-usia tersebut adalah usia yang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu secara maksimal.

Sebagai orang tua harus memahami dengan baik dan bijak fenomena tersebut, karena bisa jadi hal tersebut menimpa pada anak kita.  Perhatian dan pengawasan orang tua kepada anak harus ditingkatkan untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan mengingat perkembangan jaman yang kian maju khususnya teknologi informasi.

Pemenuhan akan kebutuhan fasilitas untuk anak yang diberikan oleh orang tua tidak boleh kita pandang sepandang mata terutama gadget ataupun komputer yang terhubung dengan dunia maya atau internet.  Maksudnya adalah ketika anak mendapatkan fasilitas tersebut maka secara otomatis, pihak orang tua juga harus lebih memberikan pengawasan dan perhatian lebih.

Adapun foto yang diduga seorang anak laki-laki siswa SMP menembak siswa perempuan usia SD harus diambil hikmahnya dan diwaspadai.  Karena hal tersebut bisa jadi menjadi tren dikalangan anak-anak sekolah.  Karena kejadian tersebut tidak hanya menimpa siswa SMP akan tetapi ternyata dalam kejadian dan di tempat lain seorang siswa SMA juga melakukan hal yang sama dan juga dilakukan di lingkungan sekolah.

Adapun beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk melindungi anak dari gaya hidup yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat dan nilai agama antara lain

1. Menanamkan keimanan sejak anak usia dini

Dalam hal ini, kehidupan anak harus senantiasa didekatkan dengan keagamaan.  Nilai-nilai agama harus lebih diutamakan agar anak bisa melindungi dirinya sendiri berdasarkan keimanannya.  Pergaulan antara anak laki-laki dan permepuan harus dibatasi dan diberi jarak.  Anak harus diberi pemahaman yang baik terutama tentang ikhtilat (interaksi antara laki-laki dan perempuan)

2. Memilih tempat sekolah yang berkualitas

Sekolah merupakan hal yang penting, maka dari itu lingkungan sekolah harus dipilih yang kondusif agar anak tetap terlindungi dari serangan-serangan predator jahat kemajuan jaman.  Pilihlah tempat sekolah yang mengutamakan nilai-nilai keagamaan.

3. Fasilitas teknologi dan gadget

Pemberian fasilitas ini sebaiknya diberikan jika dirasa anak memang sudah membutuhkannya.  Apabila anak memang sudah membutuhkan hal tersebut maka perhatian dan pengontrolan mesti dilakukan.  Carilah informasi anak melalui teman-temannya, karena biasanya kebiasaan teman anak tidak akan jauh dari kebiasaan anak kita.

Fasilitas jejaring sosial yang semakin maju menjadikan anak akan lebih mudah untuk berhubungan dengan orang lain termasuk dengan lain jenis.  Waspadailah hal ini, dan sebagai orang tua harus melek seputar jejaring sosial.

Selain itu fasilitas televisi juga harus diberikan pengawasan.  Karena sangat banyak sekali acara-acara televisi yang cenderung berbahaya dan anak banyak meniru dari apa yang dilihatnya di televisi.

4. Membangun kedekatan dengan anak

Sesibuknya orang tua harus bisa menemani dan membangun kedekatan dengan anak. Janganlah menjadikan tugas-tugas mencari nafkah dijadikan alasan untuk meremehkan dan membiarkan anak bergaul dengan bebas dan orang tua cukup menyediakan segala kebutuhannya.

Kejadian-kejadian kurang pantas seperti yang ada di foto harus dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya.  Karena semua itu bukan kesalahan mutlak anak, akan tetapi para orang tua juga memiliki peran walaupun secara tidak langsung.  Mari kita jaga keluarga kita dan anak-anak kita dari serangan-serangan eksternal yang senantiasa mengancam. Fenomena maju harus kita sesuaikan dengan nilai-nilai agama, apakah berkesesuaian atau tidak karena cita-cita membangun anak-anak sholeh dan cerdas adalah impian setiap orang tua. http://www.al-maghribicendekia.com/

Jumat, 06 Maret 2015

"Mengobati Demam dan Panas Pada Anak"


Gallery Gema Nurani

Mengatasi demam pada anak. Demam pada anak adalah sesuatu yang akan membuat kita panik.  Tapi benarkah demam adalah penyakit?  Apakah ada cara yang baik untuk mengatasi dan mengobati demam pada anak?  Apakah penanganan demam harus segera dibawa ke dokter?  Dan hal-hal apa sajakah yang membuat anak bisa terkena demam?  Lalu bagaimanakah cara dan menyikapi penyakit demam yang benar?

Orangtua ketika melihat anaknya demam biasanya hal yang dilakukannya adalah dengan mengkompres kepalanya dan memberinya obat penurun panas.  Banyak obat penurun panas yang tersedia baik itu di apotik maupun di warung-warung.  Hal tersebut dilakukan karena para orangtua beranggapan bahwa demam adalah penyakit yang harus segera diobati.  Bahkan beberapa orangtua langsung membawanya ke rumah sakit untuk segera diobati.

Lalu apakah demam itu?

Demam bukanlah penyakit.  Jadi pemberian obat penurun panas pada anak belum tentu akan bisa menurunkan demamnya.  Demam adalah tanda dimana seseorang sedang ada yang tidak beres dalam tubuhnya.  Oleh karena itu ketika anak sedang demam harus dicari apa penyebabnya.  Bisa jadi anak menjadi demam disebabkan karena sedang ada peradangan di tenggorokan, tumbuh gigi, batuk, pilek, sariawan, ataupun hal-hal lainnya.  Nah, setelah diketahui penyebabnya baru diberikan pengobatan yang benar.

Terus apakah demam bisa memberikan manfaat?

Demam pada anak, sepintas akan membuat para orangtua panik apalagi mertua ataupun saudara lainnya.  Pasti pesan yang disampaikan agar segera diobati tanpa mencari apa penyebab timbulnya demam pada anak.  Tapi ternyata demam banyak memberikan manfaat kepada kita.  Apa saja manfaat demam?

 Manfaat dan fungsi demam yaitu

1.  Memberikan informasi kepada kita bahwa anak sedang terkena virus, bakteri atau kuman, sehingga tubuh akan memberikan respon terhadap serangan kuman dan virus tersebut. Ketika ada serangan virus/kuman maka suhu tubuh akan naik untuk meningkatkan pertahanan tubuh dan melawan infeksi. 

2.  Dengan demam maka akan dapat menurunkan zat kadar besi.  Zat besi ini merupakan tumpuan kuman, virus untuk berkembang di dalam tubuh.  Sehingga dengan demam dapat melemahkan virus/kuman.

3.  Dengan demam dapat meningkatkan produksi interferon dan bahan antivirus lainnya yang bisa menambah kekebalan tubuh dan daya tahan tubuh terhadap serangan virus dan kuman.

Sebaiknya para orangtua tidak berlebihan dalam memberikan obat penurun panas kepada anak.  Batasan untuk memberikan obat adalah ketika demam anak sudah mencapai 38,5 derajat celcius atau lebih.  Pemberiannya pun tidak boleh terlalu sering.  Minimal selang waktu yang diberikan adalah 6 jam.  Para orangtua tidak perlu khawatir ketika melihat anaknya demam namun aktivitas anak masih ceria, lincah, masih mau makan dan bermain.  Demam anak tersebut bisa jadi akan sembuh dengan sendirinya.

Pemberian parasetamol atau obat penurun panas tidak akan bisa mmenyembuhkan demam selama penyebab dari demam tersebut belum diatasi. Anak akan tetap panas kembali dan efek dari parasetamol tersebut hanya sebentar saja.  Makanya diperlukan pengetahuan tentang penyebab dari demam tersebut.

Tindakan sederhana yang bisa kita berikan kepada anak ketika anak sedang demam

1.  Mengontrol dan mengukur suhu anak dengan termometer.  Bagian tubuh yang bisa diukur yaitu ketiak, dubur, mulut.  Jangan hanya mengandalkan perabaan tangan kita karena hasil perabaan tangan tidak akurat.  Bisa jadi suhu tubuh anak lebih tinggi dari hasil pengukuran menggunakan perabaan tangan.  Pengukuran dengan termometer bisa dilakukan setiap 4 jam sekali.

2.  Sebaiknya anak jangan diberi pakaian tebal, selimut tebal karena bisa menghambat penyaluran panas untuk keluar.  Berikan baju yang nyaman kepada anak agar panas anak bisa keluar.

3.  Berikan anak cukup air agar tidak dehidrasi.  Bisa dengan jus, kuah sayuran dan banyak minum.  Untuk bayi yang masih minum asi maka berikanlah asi sesering mungkin.

4.  Usahakan anak agar tetap mau makan.  Agar anak tetap mau makan maka berikan makanan yang sesuai dengan kemauannya.  Tentunya makanan yang menyehatkan dan gampang dicerna oleh tubuhnya.

5.  Istirahatkan anak dengan cukup dan kondisikan dengan suasana yang tenang dan meyenangkan.  Hal ini bisa membantu untuk memulihkan kesehatannya.

6.  Jika suhu anak tinggi maka kita bisa mengkompres anak dengan menggunakan air hangat di bagian kening, lipatan paha, ketiak, leher.  Jangan mengkompres dengan air yang dingin.

7.  Jarang sekali demam akan meyebabkan kejang.  Oleh karena itu segera turunkan panas dan demam anak.

8.  Kita bisa memberikan obat penurun panas ketika suhu tubuh anak sudah mencapai minimal 38,5 derajat celcius dan kondisi anak tidak enak/nyaman dan anak cenderung lebih rewel.  Berikan dosis yang tepat atau atas petunjuk dokter/apoteker.  Biasanya berdasarkan berat badan anak bukan bukan berdasarkan usia anak.

9.  Untuk pengobatan herbanya maka kita bisa memberikan madu dingin kepada anak.  Madu dingin bukan berarti madu yang suhunya dingin.  Bukan seperti itu.  Cara membuat madu dingin yaitu menuangkan air terlebih dahulu ke dalam gelas baru menuangkan madu.  Aduk dengan sendok berbahan plastik bukan dengan sendok berbahan besi.  Arah putaran mengaduk adalah berlawanan dengan arah jarum jam, biar sesuai dengan arah thawaf.  Setelah itu berikan air madu kepada anak.

Beberapa langkah sederhana mengobati demam pada anak di atas bisa diberikan kepada anak.  Apabila selama 3 hari demam tidak kunjung sembuh maka bisa dikonsultasikan kepada pelayanan kesehatan terdekat. Insya Allah dengan kesabaran dan doa, demam pada anak bisa diobati dengan cara yang alami.

Senin, 02 Maret 2015

Tips Sederhana Mengatasi Rasa Takut

Gallery Gema Nurani

Mengatasi rasa takut pada anak harus dilakukan sejak anak usia dini.  Rasa takut merupakan hal yang wajar, namun ketika rasa takut itu menjadi berlebihan maka perlu penanganan agar tidak berkelanjutan.  Solusi yang paling baik adalah mencari akar permasalahan dan penyebabnya yang memungkinkan menjadikan anak menjadi takut atau penakut.  Dengan penganalisaan yang tepat maka pemecahan dari penyebab anak memiliki sifat takut bisa dilakukan dengan tepat sasaran.

Salah satu hal yang sangat penting dan mempengaruhi adalah pola pendidikan yang diberikan kepada anak. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengobati penyakit takut pada anak.  Yang dibutuhkan adalah konsisten dan kesabaran dalam membesarkan dan mendidik anak.  Karena mendidik anak memang sangat menguji kesabaran dan ketelatenan kita sebagai orang tua.

Apa saja solusi dan cara untuk mengatasi anak yang penakut?  Berikut tips sederhana yang bisa kita praktekkan

1. Memberikan pendidikan keagamaan yang baik kepada anak.  Pendidikan keagamaan ini sangat penting karena akan bisa membangun rasa keyakinan akan adanya Allah Ta'ala.  Dengan rasa yakin dan percaya adanya Allah maka akan mampu meningkatkan rasa percaya diri anak sehingga anak akan mampu untuk mengatasi masalah yang ada dalam dirinya.  Ajarkan kepada anak cara ibadah yang baik dan bagaimana berdoa kepada Allah agar anak mampu untuk menghadapi situasi yang sulit dan agar anak tetap berserah diri hanya kepada Allah semata.

2. Melatih anak untuk mandiri baik itu dengan cara memberikan kebebasan kepada anak namun anak juga diajarkan untuk mempertanggungjawabkan segala keputusan yang telah diambil anak. 

3. Jangan membiasakan kepada anak menakuti dengan setan, jin, binatang buas dan benda seram lainnya yang bertujuan untuk menenangkan anak.  Pahamkan kepada anak tentang hakikat setan dan jin secara proporsional dan sesuai dengan syariat agama agar anak tidak memiliki pemahaman yang salah mengenai hal ini.  Hindarkan anak untuk berhubungan dengan hal-hal yang berbau menyeramkan, misalnya film horor, mistik, perdukunan.  Kenalkan hal tersebut manakala anak sudah mampu untuk berpikir secara dewasa.

4. Mengenalkan kisah-kisah heroik dan para pejuang yang shaleh agar terbentuk jiwa yang pemberani kepada anak.  Hindari menceritakan suatu kisah fiktif tentang pahlawan ataupun cerita yang bersifat imajinasi dan tak mungkin ada contoh realitasnya dalam kehidupan nyata.

5. Bangun rasa sosial dan jiwa bersosialisasi pada anak dengan melatih anak untuk bergaul dan bergabung dengan teman-temannya.  Tujuannya agar anak tidak merasa sendiri dan agar anak merasa bahwa dirinya juga dibutuhkan orang lain sehingga akan mengikis rasa minder anak.  Anak yang minder akan cenderung memiliki rasa takut yang berlebih.

Dari kelima hal solusi sederhana tersebut bisa diaplikasikan dan sangat baik dilakukan sejak anak usia dini.  Berikan pendidikan yang baik secara bertahap dan konsisten sampai anak hilang sifat penakutnya.  Anak yang pemberani dalam hal yang positif tentunya akan lebih disukai banyak orang daripada anak yang penakut. Oleh karena itu bangun mentalitas dan jiwa pemberani anak dengan memberikan metode pendidikan yang tepat.  Carilah lingkungan yang baik untuk anak agar anak memiliki komunitas yang positif sehingga anak tidak akan salah jalan. http://www.al-maghribicendekia.com/


Selasa, 24 Februari 2015

15 Pesan Luqman Hakim kepada Anaknya

Gallery Gema Nurani

Luqman Hakim adalah seorang yang arif bijaksana. Beliau dianugerahi oleh Allah hikmah, akal dan kemampuan memahami sesuatu. Beliau diberi ilmu dan kemampuan yang luar biasa dalam mengamalkan ilmunya. Seseorang tidak akan dikatakan hakim (ahli hikmah, arif budiman) jika tidak memiliki ilmu dan amal.

Beliau mengamalkan ilmunya dan mewasiatkan pada putranya agar selalu bersandar pada Allah baik di dunia atau di akhirat. Sebenarnya banyak mutiara hikmah dari Luqman Hakim, namun yang diulas hanya beberapa tepatnya 15 pesan Lukman Hakim kepada Anaknya :

1. Wahai anakku, juallah duniamu demi kehidupan akhiratmu, niscaya engkau akan memperoleh keduanya dengan beruntung.

2. Wahai anakku, janganlah mencampuri urusan dunia terlalu dalam sehingga membuat rusak urusan akhiratmu, tetapi janganlah meninggalkan sama sekali, sehingga engkau menjadi beban orang lain.

3. Wahai anakku, sebagaimana engkau tidur, demikianlah engkau mati dan sebagaimana engkau bangun, demikianlah engkau dibangkitkan kelak.
 

Beramallah engkau dengan amal salihh, niscaya engkatu tidur dan bangun seperti pengantin baru, dan janganlah beramal dengan amal buruk, sebab engkau akan tidur dan bangun dengan kekuatan, seperti orang yang dikejar-kejar penguasa untuk dibunuh.

4. Wahai anakku, apabila terdapat pada diri seseorang lima hal yaitu : a) agama, b) harta, c) sifat malu, d) baik budi dan e) dermawan. Maka ia seorang yang bersih lagi takwa, menjadi kekasih Allah dan lepas dari gangguan setan.

5. Wahai anakku, menjadi orang bisu tetapi berakal itu lebih baik daripada engkau menjadi orang yang banyak bicara tetapi bodoh.
 

Tiap-tiap sesuatu itu jadi petunjuknya. Akal petunjuk iala berpikir dan petunjuk berpikir itu adalah diam.
 

Barang siapa berkata-kata dalam hal yang tidak baik maka ia benar-benar sia-sia, barang siapa berpikir tanpa mengambil pelajaran maka ia benar-benar lalai dan barang siapa dia tanpa berpikir maka ia benar-benar rugi.

6. Wahai anakku, janganlah ayam itu menjadi lebih arif daripadamu, ia bangun dengan berkokok di waktu sahur, sedangkan engkau masih tidur nyenyak.

7. Wahai anakku, barang siapa berpendapat bahwa kejelekan itu dapat memadamkan kejelekan, kalau itu benar maka nyalakanlah dua api. Kemudian lihatlah, apakah api yang satu dapat memadamkan api lainnya? Yang benar kebaikan itulah yang dapat memadamkan kejelekan, seperti air yang memadamkan api.

8. Wahai anakku, sabar ketika menghadapai hal-hal yang tidak disukai termasuk bagusnya keyakinan.

9. Wahai anakku, janglah engkau makan ketika engkau masih kenyang, memberikannya untuk anjing, niscaya lebih baik bagimu dari pada engkau memakannya. Wahai anakku, makanlah makanan yang paling baik. Tidurlah ditempat yang paling empuk.
 

(Maksdunya adalah, banyak-banyaklah berpuasa dan biasakan salat malam, sehingga engkau bisa makan enak dan bisa tidur nyenyak).

10. Wahai anakku, apabila engkau hendak memutuskan sesuatu parkara, janganlah engkau putuskan terlebih dahulu sebelum engkau musyawarah dengan orang yang berpengalaman. Wahai anakku, bermusyawarah dengan orang berpengalaman dalam banyak hal, sebab ia akan memberikan pendapatnya yang harganya tak ternilai, sedangkan engkau dapat mengambilnya dengan cuma-cuma tanpa membayar.

11. Wahai anakku, temanilah ulama, ahli ilmu, dekatilah mereka, sebab Allah menghidupkan harti dengan cahaya hikmah, seperti menghidupkan tanah dengan air hujan. Wahai anakku, wajib engkau berilmu, sebab apabila engkau fakir ilmu, maka ilmu itu menjadi hartamu dan apabila engkau kaya, maka ilmu itu menjadi hiasanmu. Wahai anakku, jadilah engkau seorang ahli ilmu, penuntut ilmu, pendengar ilmu, atau sebagai orang yang mau mendekati ilmu.

12. Wahai anakku, wajib bagi setiap manusia itu pandai-pandai bergaul dengan tiga orang, yaitu : a) raja yang zalim, b) orang sakit, c) perempuan.

13. Wahai anakku, cukuplah dengan sifat qana’ah sebagai kemuliaan dan dengan jiwa yang bersih sebagai kenikmatan.

14. Wahai anakku, kasihanilah orang-orang fakir karena tidak banyak bersabar. Kasihanilah orang-orang kaya karena tidak banyak bersyukur dan kasihanilah semua orang karena mereka sering lalai.

15. Wahai anakku, jadikanlah cita-citamu itu sesuai dengan bakatmu dan janganlah engkau jadikan cita-citamu itu sesuai dengan apa yang membuat kamu cukup (padahal bertentangan dengan bakatmu).

Sedikit pesan yang Luqman berikan pada putranya. Di mana pesan itu tidak hanya tentang moral namun juga akan ketakwaaan, kemasayarakatan dan tentang ilmu. Hampir semua aspek kehidupan belaiu wasiatkan pada putranya, agar sang putra menjadi anak salih yang selalu dekat dengan Ilahi.

Petikan mutiara hikmah ini semoga juga bisa menjadi pendidikan untuk semua orang tak hanya untuk anak-anak namun juga para orang dewasa sebagai pembelajaran yang bisa diambil manfaat untuk kedepannya.


Sumber : http://www.akhina.com/2015/02/15-pesan-luqman-hakim-kepada-anaknya.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook

Alhamdulillah

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **

Menuju Bulan Ramadhan Mulia

 Bismillahirrahmaanirrahiim الســــــــلام عليــــــــكم ورحمة اللــــــــــه وبركاته بـــــــــسم الله الرحمن الرحيــــــــــم  الحــــــمد...

Instagram

Instagram

gema_nurani Instagram

A photo posted by Gema Nurani (@gema_nurani) on

Bahaya Pornografi

Kita Mampu