Bismillah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

run text

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **
Tampilkan postingan dengan label Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Juli 2020

Penerimaan Peserta Didik Baru SMAIT GEMA NURANI



Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Gema Nurani telah membuka pendaftaran siswa baru sejak tahun 2008. Gagasan mendirikan Gema Nurani didasarkan pada kecemasan bersama tentang gaya hidup saat ini dan hubungan remaja. Karena itu, SMAIT Gema Nurani berfokus pada persiapan putra dan putri bangsa sebagai rahim peradaban serta pemimpin masa depan Islam.
Survei dari KPAI dan Kementerian Kesehatan pada Oktober 2013 mengatakan bahwa 62,7% remaja di Indonesia berhubungan seks di luar nikah, 20% dari 94.270 wanita yang mengalami kehamilan di luar nikah juga berasal dari remaja dan 21% pernah melakukan aborsi. Kemudian pada kasus infeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderita adalah remaja. Masalah lain, bayi-bayi lahir tanpa diketahui oleh ayah mereka, kekerasan seksual, kurang keterampilan yang akhirnya menceburkan diri. Fakta ini menjadikan wanita selalu menjadi korban yang paling menderita.

Agar tidak menjadi korban, tentu saja setiap anak laki-laki dan perempuan harus dibekali dengan pengetahuan yang memadai, yaitu melalui pembinaan berkelanjutan sejak usia dini. Karena itu, Gema Nurani sebagai solusi bersama dan upaya dari sektor pendidikan untuk mencegah hal-hal tersebut dengan menghadirkan program pembangunan berkelanjutan.

Selain mempersiapkan siswa dengan Iman dan Taqwa yang lebih baik, kami juga fokus untuk mengantarkan siswa ke Universitas Negeri di Indonesia dan luar negeri. Banyak lulusan Gema Nurani diterima tidak hanya di Universitas Indonesia terbaik seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor tetapi juga Universitas luar negeri yang hebat di Inggris, Jerman, Belgia, Korea Selatan, Malaysia, dll. Anda siap menjadikan putra dan putri kami pemimpin dan agen peradaban? Gema Nurani Integrated Islamic School Gema Nurani. Jl.Kali Abang Tengah No.75 B Bekasi, Jawa Barat 17125

STUDENTS ENROLLMENT 2020 / 2021

PART 2

PPDB SMAIT Gema Nurani 2021 - Part 2


Website SIT Gema Nurani:

Instagram SMAIT Gema Nurani :

Blog SMAIT Gema Nurani : 

PPDB SMAIT Gema Nurani :

SMAIT Gema Nurani : Jl.Kali Abang Tengah No.100 Bekasi, Jawa Barat 17125

Customer Service Gema Nurani:
(021)88871329




Rabu, 27 Mei 2015

"Mengenal Gangguan Belajar Pada Anak-anak"

 
Gallery Gema Nurani
Gangguan belajar pada anak bukanlah penyakit, namun ia bisa dialami oleh putra-putri kita. 5 hingga 10 persen anak-anak di dunia mengalami hal yang serupa yaitu mengalami gangguan belajar.  Gangguan belajar dapat menyebabkan anak susah untuk menguasai pelajaran dan menguasai suatu keterampilan ataupun anak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah.  Oleh karena itu para orang tua harus memahami dan mengetahui beberapa macam dan jenis gangguan belajar.

5 Macam dan jenis gangguan belajar

1. Disleksia

Disleksia membaca dan menulis merupakan gangguan belajar yang paling sering terjadi. Ketika anak mengalami kesulitan membaca maka anak juga akan rentan mengalami kesulitan dalam menulis.  Lebih lanjut tentang disleksia bisa baca Disleksia membaca

2. Disgrafia

Disgrafia merupakan gangguan belajar dimana anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan bentuk tulisan.  Disgrafia menyebabkan anak susah untuk menulis yang bisa saja disebabkan karena anak mengalami gangguan motorik halusnya.

3. Diskalkulia

Diskalkulia merupakan gangguan belajar dimana anak mengalami kesulitan ketika sedang belajar tentang konsep-konsep hitungan atau matematika.  Konsep matematika terdiri dari hal yang mendasar misalnya adalah konsep penjumlahan, pengurangan, waktu, sistim nomor dan menghapal rumus-rumus ataupun angka.

4. ADHD dan gangguan konsentrasi

ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder pada awalnya termasuk dalam kategori gangguan belajar pada anak.  Namun akhir-akhir ini anggapan tersebut sudah mulai ditinggalkan.  Hal ini dikarenakan ternyata anak ADHD juga masih belajar layaknya anak normal meskipun anak ADHD akan mengalami kesulitan untuk diam tenang di dalam kelas, akan tetapi ia tetap mampu untuk mengikuti pelajaran jika mendapatkan penanganan yang tepat.

5. Gangguan Bahasa 

Anak yang mengalami gangguan bahasa biasanya mengalami keterlambatan bicara sejak kecil.  Oleh karena itu orang tua harus mengetahui standar normal anak sudah mulai berbicara.  Karena tiap tahap usia anak harus seimbang dengan kemampuan berbicaranya. Jika anak mengalami keterlamabatan berbicara di usia balitanya, bisa jadi anak akan mengalami gangguan bahasa ketika anak sudah dewasa.

Para orang tua harus bersikap kritis terhadap perkembangan anak-anaknya.  Kita patut menaruh curiga manakala prestasi akademik anak mengalami penurunan, padahal sebelumnya anak-anak memiliki prestasi yang bagus di masa kecilnya bahkan melampaui anak-anak normal lainnya.  Jika ditemukan penurunan prestasi akademik bisa jadi anak memiliki gangguan belajar.  Entah itu Disleksia, disgrafia, diskalkulia ataupun gangguan bahasa.
Untuk gejala-gejala awal yang bisa dilakukan orang tua yaitu mengamati perilaku anak. Anak-anak yang memiliki gangguan belajar akan mengalami bentuk ekspresi misalnya adalah anak bosan sekolah, memiliki rasa takut ke sekolah, lebih lama mengerjakan soal atau tugas.  Jika hal tersebut dibiarkan maka anak akan mengalami prestasi belajar yang menurun, cenderung lebih banyak absen di sekolah, sering mendapatkan hukuman baik mulai dari yang ringan hingga berat, berperilaku agresif hingga bertindak bullying kepada teman-temannya.  Apabila gangguan belajar ini tidak teratasi dengan baik bisa jadi anak tidak akan naik sekolah dan kemungkinan terburuk adalah drop out dari sekolah.

Apabila para orang tua sudah mengetahui dan menemukan gejala-gejala gangguan belajar pada anak-anaknya, apalagi dikeluhkan oleh guru maka orang tua harus segera bertindak aktif.  Langkah yang paling tepat yaitu berkonsultasi kepada ahlinya.  Beberapa sekolah sudah ada yang menyediakan psikolog, jika hal ini sudah ada maka bisa dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan belajar pada anak.  Hal ini harus cepat dilakukan agar anak tidak sempat mendapatkan label "bodoh, pemalas, anak nakal" dan label-label negatif lainnya.  Orang tua harus bisa mengembalikan rasa kepercayaan diri anak sehingga prestasi belajar anak kembali membaik.

Beberapa anak-anak yang mengalami gangguan belajar pada masa kecilnya masih bisa menunjukkan prestasi akademik ataupun prestasi profesional di usia dewasanya.  Namun jika gangguan belajar dimasa kecilnya tidak bisa terselesaikan dengan baik, bisa jadi diusia dewasa akan mengalami gangguan dan masalah dalam hubungan pekerjaaan ataupun masalah dalam lingkungan bermasyarakat.  Kerjasama yang baik antara orang tua, sekolah, anak serta lingkungan sangat menentukan dalam keberhasilan mengatasi gangguan belajar. http://www.al-maghribicendekia.com/2015/05/mengenal-gangguan-belajar-pada-anak-anak.html

 

Senin, 25 Mei 2015

Mendidik Jiwa Wirausaha Anak

 
KidPreneur

Mendidik anak agar menjadi pengusaha sukses harus dilakukan sejak anak usia dini. Menjadi pengusaha ataupun enterpreneur merupakan tujuan mulia dan tentunya hal ini menjadi kebanggaan tersendiri apabila putra-putri kita memang benar-benar menjadi seorang pengusaha sukses.  Menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak bisa kita lakukan dengan memberikan stimulasi-stimulasi yang sederhana namun memiliki efek yang positif dan luar biasa untuk perkembangan anak.

Dalam mendidik dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak tentulah bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.  Diperlukan kesabaran dan waktu yang relatif panjang serta ilmu yang benar agar anak bisa menjadi pengusaha muda yang sukses.  Wirausaha merupakan salah satu cara dalam menjemput rezeki Allah.  Nah untuk membantu para orang tua dalam mewujudkan dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak, berikut beberapa tips dan trik dalam memberikan stimulasi pada anak yaitu 

1. Melatih membuat Wishlist

Dalam hal ini ajarkan kepada anak untuk membuat beberapa target yang harus dicapai. Latih dan ajak anak untuk menulis cita-cita dan mimpi yang ingin digapai anak.  Tuliskan dalam lembaran kertas kemudian tempel agar mudah terlihat dan terbaca setiap harinya. Kita sebagai orang tua berupaya untuk membantu dalam pencapaian yang sudah ditulis anak. dan dorong anak untuk mencapai mimpinya.

2. Menyelesaikan masalah dan mencari peluang

Hal yang diperlukan adalah komunikasi dengan baik bersama anak.  Tanyakanlah kepada anak beberapa kendala ataupun kesulitan yang sedang anak hadapi.  Diskusikanlah dengan baik dan tentunya berilah solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.  Dengan hal ini anak akan terlatih dalam mencari ide dan solusi serta bagaimana melihat peluang yang ada.

3. Melatih berjualan dan marketing

Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan mengajak anak bermain jualan/pasaran.  Jika anak sudah cukup dewasa maka kita melatihnya untuk berjualan dengan teman-temannya. Point terpenting dalam hal ini bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan orang lain.  Komunikasi yang baik akan membangun rasa percaya diri anak.

4. Melatih cash flow

Mengelola perputaran uang merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha anak.  Dalam skala yang sederhana maka kita bisa melatih anak bagaimana dalam mengelola uang sakunya.  Meskipun terlihat sepele hal ini akan melatih anak dalam mengatur keuangannya.

5. Menghadapi kegagalan

Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah kegagalan.  Oleh karena itu ajari anak bagaimana dalam menghadapi sebuah kegagalan.  Berilah motivasi dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik.  Hargailah dan berilah kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan beserta resiko yang harus dihadapinya.

6. Membangun ide kreatif anak

Dalam hal ini anak harus diberikan banyak pengetahuan.  Bisa melalui buku, seminar ataupun berkunjung ke tempat-tempat yang penuh dengan inspirasi ide.  Contoh sederhana yang bisa dilakukan untuk anak-anak adalah bagaimana cra mengatur ruangan kamarnya agar kamarnya penuh ide dan inspirasi.  Beri kesempatan pada anak untuk meluangkan gagasannya dengan menata kamarnya.

7. Melatih bersedekah

Banyak hikmah yang bisa diambil dari bersedekah.  Dengan bersedekah akan mengajari kepada anak untuk tidak berlaku serakah, tidak egois.  Selain itu dengan bersedekah akan membangun rasa empati anak.  Hal yang paling terpenting adalah dengan bersedekah akan melancarkan rezeki dan menghindarkan keburukan.  Contoh sederhana yang bisa dilakukan yaitu memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan uang kepada pengemis, kotak infaq masjid ataupun yang lainnya.

Jiwa wirausaha anak harus dibentuk sejak anak usia dini.  Banyak aneka ragam stimulasi yang bisa diterapkan dalam menumbuhkan jiwa enterpreneur anak.  Membentuk anak diusia dini akan lebih mudah dilakukan.  Bukankah bisa karena sudah terbiasa?  Mulailah dari yang hal-hal yang terkecil untuk menumbuhkan semangat wirausaha anak.

Contact Us :
 

Kamis, 21 Mei 2015

Kesabaran Mendidik Anak-Anak

 
Gallery Gema Nurani
Mendidik anak dibutuhkan kesabaran.  Tanpa hati yang sabar tentunya mengasuh dan mendidik anak akan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan. Perilaku anak yang acap kali tidak sesuai dengan keinginan kita harus kita hadapi setiap hari.  Mulai dari anak yang mengompol sembarangan, sering bertengkar dengan adik ataupun anak tetangga, rewel dan suka merengek, susah diajari, malas dan masih banyak lagi tipikal kelakuan anak bandel lainnya yang harus kita sikapi dengan ekstra sabar.

Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ataupun tugas-tugas lainnya yang masih terbengkalai menambah ujian dalam keseharian kita.  Ya memang anak merupakan ujian yang harus bisa kita selesaikan dengan baik.  Ia tak boleh kita hadapi dan diselesaikan dengan penuh emosi ataupun hardikan.  Pikiran yang terkendali dan emosi yang senantiasa stabil harus selalu kita hadirkan agar tugas dan kewajiban dalam mengasuh anak bisa berhasil dengan baik.

Anak merupakan harta tak ternilai dan sekaligus ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita. Kemampuan kita dalam menghadirkan kesabaran ketika mendidiknya akan berbuah manis dan tentunya akan mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah Swt.  Buah manis ini akan kita rasakan manakala anak sudah beranjak dewasa dan anak melakukan segala kebaikan-kebaikan yang telah kita ajarkan kepadanya.  Ya, anak berbakti merupakan dambaan kita semua dan itu merupakan hiasan dunia yang akan menyejukkan pandangan mata kita dan harta yang tak ternilai.  Jerih payah dan tenaga yang sudah kita keluarkan akan sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan yaitu anak yang berbakti kepada orang tua.

Ada beberapa hal yang harus kita hadirkan sabar ketika sedang mendidik anak yaitu antara lain

1. Sabar dalam membentuk pribadi anak

Untuk membentuk pribadi yang baik maka anak harus diajarkan kebaikan-kebaikan mulai dari perilaku dan kebiasaan-kebiasaan positif dalam keseharian hidup. Transfer kebaikan kepada anak tentunya dibutuhkan perjuangan karena anak pastinya tidak akan langsung bisa mempraktekkannya. Dibutuhkan proses dan keteladanan.  Kebaikan yang diajarkan mulai dari tata cara beribadah, adab dan sopan santun serta kebiasaan-kebiasan baik lainnya yang harus diterapkan anak.  Hal ini tentunya dibutuhkan sabar mengingat gempuran demi gempuran keburukan juga senantiasa mengincar terutama dari faktor eksternal.

2. Sabar dalam menjawab rasa ingin tahu anak

Semua orang tua pasti merasakan bagaimana anak-anak kita ketika mulai aktif bertanya tentang segala sesuatu yang belum ia tahu.  Bahkan anak akan cenderung lebih kritis dan terkadang menanyakan tentang sesuatu yang sepele namun kita akan mengalami kesusahan dalam menjawabnya.  Hal ini bisa terjadi dikarenakan logika anak tentunya belum sama dengan logika orang dewasa yang akan mudah cepat untuk paham.  Sehingga ketika anak kita berikan penjelasan anak juga belum memahaminya dengan baik.

Rasa ingin tahu anak harus bisa kita jawab dan tidak boleh kita acuhkan begitu saja ataupun hanya menganggap bahwa pertanyaan tersebut sangat tidak berguna.  Hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dan menakutkan apabila anak bosan bertanya kepada orang tuanya dan lebih memilih bertanya kepada orang lain.  Bagaimana kalu jawaban yang diberikan orang lain justru tidak benar dan menyesatkan anak kita?

3. Bersabar dalam mendampingi anak

Banyak hal yag membuat kita harus dekat dengan anak.  Salah satunya adalah anak juga merupakan makhluk yang juga akan punya permasalahan.  Sebagai orang tua kita harus mampu mendengarkan dan menjadi teman yang baik ketika anak sedang bercerita tentang hidupnya.  Meremehkan hal ini akan membuat anak lebih memilih untuk bercerita kepada orang lain.  Jika hal ini berkelanjutan maka anak tidak akan memiliki kepercayaan terhadap orang tuanya.  Jadi bersabarlah dalam menghadapi setiap keluhan anak meskipun permasalahan yang kita hadapi juga semakin kompleks dan beruntun.

4. Sabar menahan emosional

Banyak sekali perilaku-perilaku anak yang harus kita hadapi dengan ekstra sabar.  Karena terkadang kita tanpa sadar meluapkan emosi ketika anak berbuat salah.  Yang harus dilakukan adalah menenangkan hati dan pikiran baru kemudian memberikan nasehat kepada anak, bukan dengan menasehati anak dalam kondisi emosi yang memuncak. 

5. Sabar ketika belum berhasil

Bersabarlah ketika hasil yang kita inginkan belum sesuai dengan harapan kita.  Teruslah berusaha dan mencari ilmu baru agar proses mendidik anak menuju titik sempurna sehingga anak bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik. Misalnya adalah ketika anak juga belum bisa membaca.  Apakah kita harus memaki dan mengomeli anak?  Tentunya ya harus sabar ketika metode yang kita gunakan juga belum kunjung berhasil dan bertanyalah kepada ahlinya hingga anak akan berhasil untuk bisa membaca.  Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang harus kita hadirkan sabar dalam menanganinya.

Kata sabar terlihat sepele namun dalam aplikasinya perlu perjuangan yang kuat.  Hati yang sabar harus senantiasa kita pupuk agar tidak habis tergerus oleh perilaku-perilaku anak yang belum berkesesuaian dengan keinginan kita.  Latihan yang berkesinambungan, doa yang tak pernah putus, menghadiri majelis keilmuan, berteman dengan orang baik merupakan cara yang ampuh untuk memupuk jiwa sabar agar tetap ada dalam diri kita. Semoga kesabaran kita dalam mendidik dan mengasuh anak menjadi lahan ibadah dan menjadi amal kebaikan yang takkan pernah terputus.  Aamiin.....

Contact Us :

Kamis, 16 April 2015

Pertanyaan Bagus, Pancing Jawaban Anak

Gallery Gema Nurani

Sebagai ibu bekerja. Anda tentu ingin memastikan anak mengikuti rutinitas  yang sudah Anda jadwalkan setiap hari. Karena rutin,   pertanyaan  yang Anda lontarkan lewat telepon atau saat Anda tiba di rumah  juga sama terus, standar, dan sejenis pertanyaan  tertutup seperti, “Kamu sudah makan belum?”  Biasanya anak pun menjawab  singkat saja, “ya”, “tidak” atau hanya dengan gelengan atau anggukan kepala. Dengan itu, Anda memang sudah memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun jika Anda bisa  mengemas pertanyaan terbuka dan membangun suasana sedemikian rupa, maka Anda akan memperoleh jawaban bervariasi, bahkan terkadang menakjubkan dari anak. Selain itu, pertanyaan terbuka juga  bisa menstimulasi berbagai kemampuan seperti bahasa, imajinasi, memecahkan problem. Yuk, ubah beberapa pertanyaan rutin dengan pertanyaan yang lebih menantang!

1.    Kamu sudah makan belum? Pertanyaan ini diajukan dengan maksud agar orangtua mengetahui dengan pasti si kecil sudah makan sesuai jam makan. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan olehnya, “sudah” atau “belum”. Jawaban tersebut  tentu akan membuat Anda senang, apalagi jika anak memang sulit makan. Sementara jawaban belum akan membuat Anda sibuk mencari penyebab dan ‘memaksanya’ untuk makan. Agar pertanyaan ini tidak menjadi rutin dengan jawaban rutin, coba ceritakan dulu pengalaman makan Anda hari itu baru mengajukan pertanyaan. Misalnya, “Saat makan siang tadi Bunda makan gado-gado. Enak sekali.  Sayurannya ada bayam, tauge dan wortel. Gado-gadonya diberi lontong, tahu, dan telur rebus. Cerita dong bagaimana serunya makan siangmu?  Cerita dan pertanyaan yang Anda ajukan akan menstimulasi anak bercerita lebih panjang dan variasi tentang makan siangnya.

2.    Tadi di sekolah enak enggak? Saking penasaran ingin tahu pengalaman si kecil di sekolah, itulah hal yang mungkin pertama Anda tanyakan ketika bertemu dengannya saat ia selesai sekolah. Anda mungkin hanya akan mendengar ia menjawab, “enak”, “nggak”  atau bahkan ia hanya mengangkat bahu. Maklum saja si kecil masih lelah. Yang diinginkannya saat itu adalah pelukan Anda, segelas air atau makanan kecil. Anda bisa bertanya tentang sekolahnya setelah ia kelihatan relaks dengan bertanya, “Tadi di sekolah bermain dengan siapa saja? Pasti seru ceritanya.” Dengan pertanyaan yang diucapkan secara antusias anak tentu akan menceritakan dengan siapa ia bermain. Pertanyaan selanjutnya yang bisa Anda tanyakan adalah, “Bermain apa saja?”  Lewat ceritanya Anda bisa mengetahui apakah si kecil cukup antusias atau tidak bermain dengan  teman-teman barunya di sekolah yang ini bisa menjadi indikasi ia baik-baik saja di sekolah atau tidak. 

3.    Sudah mandi atau belum? Lewat pertanyaan ini Anda tentu ingin memastikan bahwa anak mengikuti aturan yang Anda tetapkan, mandi dua kali sehari, pagi dan siang. Pertanyaan ini kerap dilontarkan karena beberapa anak memang sulit diajak mandi. Tapi cobalah  mengajukan pertanyaan berbeda seperti, “Menurutmu,  apa yang paling seru dilakukan saat mandi?” Jawabannya bisa dijadikan dasar untuk membuat acara mandi lebih menyenangkan. Jika Anda tidak di rumah, Anda bisa bertanya, “Tadi sore mandinya dibantu oleh siapa?” Lewat pertanyaan itu Anda akan tahu ia sudah mandi atau belum. Saat tiba di rumah, beri ia pelukan sambil mengatakan, “Hmmm, tubuhmu bersih dan wangi. Ini berkat mandi dua kali sehari!”

4.    Hari ini kamu tidur siang nggak? Bagi anak yang sedang senang bereksplorasi tidur siang bisa  merupakan pekerjaan yang  ingin dihindari. Kalau bisa, maunya main sepanjang hari. Sementara anak usia 1-3 tahun misalnya, masih butuh waktu tidur 12 – 14 jam, yaitu 11 jam tidur malam dan 2 -3 jam tidur siang. Jadi,  agar mood anak bagus  ia tetap perlu tidur siang. Namun,  daripada Anda hanya menerima jawaban “ya” dan “tidak”, mengapa Anda tidak bertanya, “Tadi kamu tidur siang dengan siapa?”  Dari jawaban si kecil Anda akan tahu apakah ia tidur siang atau tidak. Jika ternyata ia tidur siang katakan padanya, “Tidur siang telah membuatmu kelihatan segar dan bahagia.” Jika ternyata ia tidak tidur siang Anda bisa bertanya, “Apa yang membuatmu tidak tidur siang, nak?”

5.    Sudah cuci tangan belum? Ini tentu saja masuk pertanyaan wajib sebelum makan atau seusai main di luar. Sebagai orangtua kita tak ingin anak sakit gara-gara menelan kuman yang ada di tangan seusai main kotor-kotoran. Dan jawaban ‘’sudah” dari anak sudah akan cukup membuat Anda bernapas lega. Namun, sebelum bertanya Anda cuci tangan lebih dulu dan bercerita lebih dulu seperti ini. “Pernah ada, lho, anak cuci tangan memakai susu cair. Tangannya jadi bau susu dan lengket. “Tadi kamu cuci tangannya memakai air apa  dan di mana?” Pertanyaan seperti ini akan direspon dengan jawaban yang bervariasi. Misalnya, bisa saja anak tertawa karena menganggap lucu atau dia bilang jijik dan mengernyitkan hidungnya. Dia mungkin akan menjawab, “Aku dong mencuci tangan dengan air.” Kalau belum yakin katakan saja,  “Coba Bunda  lihat tanganmu yang bersih itu” Dari situ Anda akan tahu apakah ia sudah mencuci tangan atau belum.    
  
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Balita/Psikologi/pertanyaan.jitu.pancing.jawaban.anak/001/007/1351/2

Contact Us :

Kamis, 09 April 2015

40 Kesalahan Dasar Dalam Mendidik Anak



Menurut Pakar Motivasi Dr Hasan Hj Mohd Ali, terdapat 40 kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anak. yaitu;


1) Pemilihan jodoh tanpa memperhitungkan mengenai dzuriat ( Keturunan ).
2) Perhubungan suami isteri tanpa memperhitungkan mengenai dzuriat.
3) Kurang berlemah lembut terhadap anak-anak.
4) Memaki dalam menegur kekhilafan anak-anak.
5) Tidak berusaha mevariasikan makanan yang disaji untuk anak-anak.
6) Jarang bersama anak-anak sewaktu mereka sedang makan.
7) Melahirkan suasana yang kurang akrab ketika makan.
8 ) Membeda-bedakan kasih sayang terhadap anak-anak.
9) Kurang melahirkan kasih sayang.
10) Sering mengeluh di hadapan anak-anak.
11) Tidak mengantar-menyambut anak-anak ketika mereka pergi & pulang dari sekolah.
12) Tidak mengenalkan anak-anak dengan konsep keadilan.
13) Tidak memberatkan pendidikan agama dikalangan anak-anak.
14) Tidak terlibat dengan urusan pelajaran anak-anak.
15) Tidak memprogramkan masa rehat dan riadah (piknik & olahraga) anak-anak.
16) Tidak menggalakkan dan menyediakan suasana suka membaca.
17) Mengizinkan anak menjamah makanan &minuman yang tidak halal.
18) Tidak memberi contoh tauladan yang baik di hadapan anak-anak.
19) Jarang meluangkan waktu untuk bergurau senda dengan anak-anak.
20) Terdapat jurang komunikasi di antara ibu bapa dan anak-anak.
21) Tidak menggunakan bahasa yang baik.
22) Suka bertengkar di hadapan anak-anak.
23) Senantiasa menunjukkan muka masam di hadapan anak-anak.
24) Tidak Membimbing Anak-anak supaya mematuhi syarat.
25) Memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak.
26) Terlalu mengekang kebebasan anak-anak.
27) Tidak menunaikan janji yang dibuat terhadap anak-anak.
28) Tidak menunjukkan minat kepada aktivitas anak-anak.
29) Tidak memupuk semangat membaca di kalangan anak-anak.
30) Tidak berminat melayani pertanyaan atau kemusykilan anak-anak.
31) Tidak memberi perhatian terhadap buah fikiran anak-anak.
32) Lambat memberi penghargaan kepada anak-anak.
33) Sering mengungkit sesuatu kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak.
34) Hukuman yang tidak setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.
35) Sering mengancam dan menakutkan anak-anak.
36) Menghukum tanpa menyatakan kesalahan yang dilakukan.
37) Tidak konsisten dalam menjatuhkan hukuman kepada anak-anak.
38) Memberi nasihat yang sama kepada anak-anak.
39) Tidak tegas dalam mendidik anak-anak.
40) Tidak menganjurkan anak-anak hidup bekerjasama.

Teknik mengajar anak MENGHORMATI dan mengeratkan hubungan dengan ibu bapanya

1. Jika si ibu memarahi anak, bapak DILARANG membela anak sewaktu anak itu dimarahi. Begitu pula sebaliknya. Jika tidak, anak akan hilang rasa hormat terhadap ibu/bapa yg memarahi. Anak akan meniru apa yg diajar/dididik oleh ibu bapanya. Apabila berlaku arahan/undang-undang, anak akan menjadi keliru arahan/undang-undang siapakah yg patut dipatuhi. Si ibu atau si bapa. Apabila berlaku pertentangan pendapat yg terang2 ditunjukkan ibu bapa kepada anak ketika dimarahi, ia telah menjatuhkan MARUAH (harga diri ) dan MARTABAT orang yg memarahi (ibu/bapa). Anak hilang rasa hormat dan merasakan perbuatan nakal mereka adalah betul belaka kerana ada yg backing.

2. Bapa DILARANG membentak/mengherdik/bertengkar dengan Ibu di hadapan anak. Begitulah sebaliknya. Anak itu akan meniru tindak tanduk ibu bapa.

3. Sentiasa masak untuk anak dan ajak anak masak/makan bersama, makanan hasil tangan ibu ini dapat mengeratkan hubungan rohani anak dan ibu.

4. Ibu bapa MESTI makan bersama anak-anak.


Contact Us :

Alhamdulillah

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **

Menuju Bulan Ramadhan Mulia

 Bismillahirrahmaanirrahiim الســــــــلام عليــــــــكم ورحمة اللــــــــــه وبركاته بـــــــــسم الله الرحمن الرحيــــــــــم  الحــــــمد...

Instagram

Instagram

gema_nurani Instagram

A photo posted by Gema Nurani (@gema_nurani) on

Bahaya Pornografi

Kita Mampu