Bismillah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

run text

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 April 2015

Pertanyaan Bagus, Pancing Jawaban Anak

Gallery Gema Nurani

Sebagai ibu bekerja. Anda tentu ingin memastikan anak mengikuti rutinitas  yang sudah Anda jadwalkan setiap hari. Karena rutin,   pertanyaan  yang Anda lontarkan lewat telepon atau saat Anda tiba di rumah  juga sama terus, standar, dan sejenis pertanyaan  tertutup seperti, “Kamu sudah makan belum?”  Biasanya anak pun menjawab  singkat saja, “ya”, “tidak” atau hanya dengan gelengan atau anggukan kepala. Dengan itu, Anda memang sudah memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun jika Anda bisa  mengemas pertanyaan terbuka dan membangun suasana sedemikian rupa, maka Anda akan memperoleh jawaban bervariasi, bahkan terkadang menakjubkan dari anak. Selain itu, pertanyaan terbuka juga  bisa menstimulasi berbagai kemampuan seperti bahasa, imajinasi, memecahkan problem. Yuk, ubah beberapa pertanyaan rutin dengan pertanyaan yang lebih menantang!

1.    Kamu sudah makan belum? Pertanyaan ini diajukan dengan maksud agar orangtua mengetahui dengan pasti si kecil sudah makan sesuai jam makan. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan olehnya, “sudah” atau “belum”. Jawaban tersebut  tentu akan membuat Anda senang, apalagi jika anak memang sulit makan. Sementara jawaban belum akan membuat Anda sibuk mencari penyebab dan ‘memaksanya’ untuk makan. Agar pertanyaan ini tidak menjadi rutin dengan jawaban rutin, coba ceritakan dulu pengalaman makan Anda hari itu baru mengajukan pertanyaan. Misalnya, “Saat makan siang tadi Bunda makan gado-gado. Enak sekali.  Sayurannya ada bayam, tauge dan wortel. Gado-gadonya diberi lontong, tahu, dan telur rebus. Cerita dong bagaimana serunya makan siangmu?  Cerita dan pertanyaan yang Anda ajukan akan menstimulasi anak bercerita lebih panjang dan variasi tentang makan siangnya.

2.    Tadi di sekolah enak enggak? Saking penasaran ingin tahu pengalaman si kecil di sekolah, itulah hal yang mungkin pertama Anda tanyakan ketika bertemu dengannya saat ia selesai sekolah. Anda mungkin hanya akan mendengar ia menjawab, “enak”, “nggak”  atau bahkan ia hanya mengangkat bahu. Maklum saja si kecil masih lelah. Yang diinginkannya saat itu adalah pelukan Anda, segelas air atau makanan kecil. Anda bisa bertanya tentang sekolahnya setelah ia kelihatan relaks dengan bertanya, “Tadi di sekolah bermain dengan siapa saja? Pasti seru ceritanya.” Dengan pertanyaan yang diucapkan secara antusias anak tentu akan menceritakan dengan siapa ia bermain. Pertanyaan selanjutnya yang bisa Anda tanyakan adalah, “Bermain apa saja?”  Lewat ceritanya Anda bisa mengetahui apakah si kecil cukup antusias atau tidak bermain dengan  teman-teman barunya di sekolah yang ini bisa menjadi indikasi ia baik-baik saja di sekolah atau tidak. 

3.    Sudah mandi atau belum? Lewat pertanyaan ini Anda tentu ingin memastikan bahwa anak mengikuti aturan yang Anda tetapkan, mandi dua kali sehari, pagi dan siang. Pertanyaan ini kerap dilontarkan karena beberapa anak memang sulit diajak mandi. Tapi cobalah  mengajukan pertanyaan berbeda seperti, “Menurutmu,  apa yang paling seru dilakukan saat mandi?” Jawabannya bisa dijadikan dasar untuk membuat acara mandi lebih menyenangkan. Jika Anda tidak di rumah, Anda bisa bertanya, “Tadi sore mandinya dibantu oleh siapa?” Lewat pertanyaan itu Anda akan tahu ia sudah mandi atau belum. Saat tiba di rumah, beri ia pelukan sambil mengatakan, “Hmmm, tubuhmu bersih dan wangi. Ini berkat mandi dua kali sehari!”

4.    Hari ini kamu tidur siang nggak? Bagi anak yang sedang senang bereksplorasi tidur siang bisa  merupakan pekerjaan yang  ingin dihindari. Kalau bisa, maunya main sepanjang hari. Sementara anak usia 1-3 tahun misalnya, masih butuh waktu tidur 12 – 14 jam, yaitu 11 jam tidur malam dan 2 -3 jam tidur siang. Jadi,  agar mood anak bagus  ia tetap perlu tidur siang. Namun,  daripada Anda hanya menerima jawaban “ya” dan “tidak”, mengapa Anda tidak bertanya, “Tadi kamu tidur siang dengan siapa?”  Dari jawaban si kecil Anda akan tahu apakah ia tidur siang atau tidak. Jika ternyata ia tidur siang katakan padanya, “Tidur siang telah membuatmu kelihatan segar dan bahagia.” Jika ternyata ia tidak tidur siang Anda bisa bertanya, “Apa yang membuatmu tidak tidur siang, nak?”

5.    Sudah cuci tangan belum? Ini tentu saja masuk pertanyaan wajib sebelum makan atau seusai main di luar. Sebagai orangtua kita tak ingin anak sakit gara-gara menelan kuman yang ada di tangan seusai main kotor-kotoran. Dan jawaban ‘’sudah” dari anak sudah akan cukup membuat Anda bernapas lega. Namun, sebelum bertanya Anda cuci tangan lebih dulu dan bercerita lebih dulu seperti ini. “Pernah ada, lho, anak cuci tangan memakai susu cair. Tangannya jadi bau susu dan lengket. “Tadi kamu cuci tangannya memakai air apa  dan di mana?” Pertanyaan seperti ini akan direspon dengan jawaban yang bervariasi. Misalnya, bisa saja anak tertawa karena menganggap lucu atau dia bilang jijik dan mengernyitkan hidungnya. Dia mungkin akan menjawab, “Aku dong mencuci tangan dengan air.” Kalau belum yakin katakan saja,  “Coba Bunda  lihat tanganmu yang bersih itu” Dari situ Anda akan tahu apakah ia sudah mencuci tangan atau belum.    
  
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Balita/Psikologi/pertanyaan.jitu.pancing.jawaban.anak/001/007/1351/2

Contact Us :

Rabu, 11 Maret 2015

Menghilangkan Kebiasaan Menonton Televisi Di rumah

Gallery Gema Nurani

Siapa yang tak suka menonton televisi? Semua kalangan pasti akan menyukai menonton tv, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Dan seperti itulah televisi bisa menyihir setiap penontonnya dengan segala materi acara yang disajikan dengan menarik. Padahal kebiasaan menonton tv jika tidak dikelola dengan baik bisa berdampak buruk terutama untuk anak-anak.

Beberapa hal materi konten televisi yang harus kita perhatikan dengan baik antara lain

1. Iklan televisi

Mana ada televisi tanpa iklan, semua pasti ada iklannya, semakin tinggi rating suatu acara maka akan meninggikan iklan. Lantas apa yang harus kita waspadai dari iklan ini?  Secara tidak langsung iklan yang muncul di dalam tv akan memberikan ajakan yang sama yaitu beli dan beli.  Hal inilah yang membuat kita sedikit demi sedikit belajar konsumtif, bagaimana dengan anak-anak?

2. Program acara televisi

Karena acara televisi termasuk tayangan komersial, maka televisi juga akan lebih cenderung membuat acara-acara yang lebih disukai penonton.  Maka tak sedikit acara di televisi yang lebih cenderung tidak bermutu dan tidak mendidik.  Namun anehnya para penonton malah menikmati dan tenggelam dalam hiruk pikuk acara televisi yang penuh dengan gaya hidup hedonisme.  Secara tidak langsung acara di tv lebih mengajarkan kepada kita seputar pergaulan bebas, berpikir pendek dan panjang angan-angan.

Agar keluarga tetap sehat dan lebih produktif maka sebaiknya kurangi atau bahkan hilangkan kebiasaan menonton televisi.  Adapun tips dan cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan menonton tv

1. No TV di dalam rumah

Langkah pertama yang harus dilakukan agar di rumah tidak kecanduan tv yaitu membuang atau menyingkirkan perangkat ini.  Banyak keluarga-keluarga yang mampu bertahan meskipun tidak ada televisi di rumah.  Menyingkirkan TV ini bisa dilakukan apabila ingin mewujudkan NO TV di dalam keluarga

2. Memberikan pemahaman yang baik

Sebaiknya beri penjelasan dengan baik terhadap anak-anak dan keluarga akan bahaya televisi yang tidak memberikan manfaat positif untuk keluarga.  Jika menginginkan NO TV dalam rumah komunikasikan dengan baik dengan anggota keluarga yang lain.

3. Meningkatkan jalinan kebersamaan dalam keluarga

Ketika sudah tidak ada tv di dalam rumah, maka intensitas kebersamaan terutama dengan anak-anak harus lebih ditingkatkan.  Saat-saat masa transisi ini harus diatasi dengan baik agar anak-anak dan keluarga bisa menemukan kegiatan barunya tanpa tv

4. Menyediakan fasilitas pengganti TV

Agar waktu bisa diisi dengan baik maka sebagai pengganti TV kita bisa menyediakan buku-buku bacaan yang berkualitas.  Selain buku, kita juga bisa menyiapkan majalah-majalah edukasi lainnya.  Sedangkan untuk anak-anak maka kita bisa memberikan mainan edukatif agar bisa digunakan sebagai aktifitas hariannya.

5. Memanfaatkan internet

Untuk keluarga yang sudah terhubung dengan internet maka bisa memanfaatkan layanan ini sebagai pengganti tv.  Youtube misalnya, ia bisa kita gunakan untuk mengakses tontonan yang mendidik dan tentunya youtube akan lebih minim iklan.  Jika anak-anak sudah terhubung dengan internet maka pengawasan juga mesti dilakukan.

6. Membuat peraturan dalam keluarga

Agar ritme kehidupan keluarga bisa berjalan dengan baik maka kita bisa menerapkan peraturan dalam keluarga.  Buatlah aturan yang tidak terkesan keras akan tetapi tegas.

7. Memantau perkembangan anak

Usahakan sebisa mungkin kita bisa membantu anak dalam menemukan hobi dan minatnya.  Hal ini akan sangat membantu anak dalam menghilangkan kebiasaan menonton tv

Televisi memang seolah kebutuhan penting di dalam keluarga.  Tidak ada tv seperti ada yang kurang, akan tetapi hal ini akan bisa hilang dengan sendirinya.  Banyak cara lain yang bisa kita gunakan untuk mengakses perkembangan khususnya berita-berita penting.  NO TV diadakan karena banyak sajian dari televisi yang tidak mendidik dan hanya merusak generasi muda terutama anak-anak kita.  Oleh karena itu waspadalah dengan televisi dan jangan kecanduan menonton televisi. Sumber : http://www.al-maghribicendekia.com/2015/02/menghilangkan-kebiasaan-menonton.html

Alhamdulillah

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **

Menuju Bulan Ramadhan Mulia

 Bismillahirrahmaanirrahiim الســــــــلام عليــــــــكم ورحمة اللــــــــــه وبركاته بـــــــــسم الله الرحمن الرحيــــــــــم  الحــــــمد...

Instagram

Instagram

gema_nurani Instagram

A photo posted by Gema Nurani (@gema_nurani) on

Bahaya Pornografi

Kita Mampu