Bismillah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

run text

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **
Tampilkan postingan dengan label Mendidik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mendidik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Juli 2020

Penerimaan Peserta Didik Baru SMAIT GEMA NURANI



Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Gema Nurani telah membuka pendaftaran siswa baru sejak tahun 2008. Gagasan mendirikan Gema Nurani didasarkan pada kecemasan bersama tentang gaya hidup saat ini dan hubungan remaja. Karena itu, SMAIT Gema Nurani berfokus pada persiapan putra dan putri bangsa sebagai rahim peradaban serta pemimpin masa depan Islam.
Survei dari KPAI dan Kementerian Kesehatan pada Oktober 2013 mengatakan bahwa 62,7% remaja di Indonesia berhubungan seks di luar nikah, 20% dari 94.270 wanita yang mengalami kehamilan di luar nikah juga berasal dari remaja dan 21% pernah melakukan aborsi. Kemudian pada kasus infeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderita adalah remaja. Masalah lain, bayi-bayi lahir tanpa diketahui oleh ayah mereka, kekerasan seksual, kurang keterampilan yang akhirnya menceburkan diri. Fakta ini menjadikan wanita selalu menjadi korban yang paling menderita.

Agar tidak menjadi korban, tentu saja setiap anak laki-laki dan perempuan harus dibekali dengan pengetahuan yang memadai, yaitu melalui pembinaan berkelanjutan sejak usia dini. Karena itu, Gema Nurani sebagai solusi bersama dan upaya dari sektor pendidikan untuk mencegah hal-hal tersebut dengan menghadirkan program pembangunan berkelanjutan.

Selain mempersiapkan siswa dengan Iman dan Taqwa yang lebih baik, kami juga fokus untuk mengantarkan siswa ke Universitas Negeri di Indonesia dan luar negeri. Banyak lulusan Gema Nurani diterima tidak hanya di Universitas Indonesia terbaik seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pertanian Bogor tetapi juga Universitas luar negeri yang hebat di Inggris, Jerman, Belgia, Korea Selatan, Malaysia, dll. Anda siap menjadikan putra dan putri kami pemimpin dan agen peradaban? Gema Nurani Integrated Islamic School Gema Nurani. Jl.Kali Abang Tengah No.75 B Bekasi, Jawa Barat 17125

STUDENTS ENROLLMENT 2020 / 2021

PART 2

PPDB SMAIT Gema Nurani 2021 - Part 2


Website SIT Gema Nurani:

Instagram SMAIT Gema Nurani :

Blog SMAIT Gema Nurani : 

PPDB SMAIT Gema Nurani :

SMAIT Gema Nurani : Jl.Kali Abang Tengah No.100 Bekasi, Jawa Barat 17125

Customer Service Gema Nurani:
(021)88871329




Rabu, 29 Juli 2015

" RAHASIA KEHEBATAN PENDIDIKAN FINLANDIA "

Finlandia menerapkan sistem yang terbilang unik. Tidak mengenal evaluasi akhir tahun seperti Ujian Nasional (UN). Tapi selalu ada ujian yang bukan menguji kecerdasan siswa melainkan kesuksesan guru dalam menerangkan. Tak heran jumlah siswa yang drop-out di Finlandia hanya 2 persen. Angka terendah di seluruh dunia.

Bukan hanya itu. Siswa tak terlalu banyak diberi beban. Untuk kenyamanan belajar, pemerintah menetapkan standar 1 kelas 20 siswa dan 3 guru. Dua guru menerangkan di depan kelas, satu lagi membantu siswa yang terlihat kesulitan memahami materi pelajaran. Maka tidak heran bila Finlandia menghasilkan para pelajar dengan kualitas hampir terbaik di dunia. 


Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan. Suatu taktik yang diterapkan dalam hampir setiap mata pelajar adalah pengerahan guru bantu yang ditugasi untuk membantu murid yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu. Meski demikian, siswa ditempatkan dalam ruang kelas yang sama, tanpa memandang kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut. 

Menurut OECD, anak-anak Finlandia memiliki jam belajar paling pendek di jajaran negara maju. Ini mencerminkansisi penting lain bagi pendidikan Finlandia. Persekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu berganti sekolah pada usia 13. Dengan cara ini, mereka terhindar dari masa peralihan yang bisa menganggu dari satu sekolah ke sekolah lain. Anak-anak di Finlandia baru mulai menjalani sekolah utama pada usia tujuh tahun. Gagasan bahwa sebelum itu mereka belajar paling efektif ketika bermain dan menjelang mereka akhirnya bersekolah mereka juga bersemangat untuk mulai belajar. 

Para orang tua Finlandia jelas memiliki andil atas prestasi sekolah yang mengesankan. Ada budaya membaca di kalangan anak-anak di rumah dan keluarga harus mengadakan kontak berkala dengan guru anak mereka. Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia tampaknya juga ditunjang budaya. Anak-anak belajar dalam suasana yang santai dan informal. Keberhasilan sistem ini ditopang gagasan bahwa less can be more atau sedikit bisa jadi lebih banyak. Ada penekanan untuk menjadikan sekolah yang santai dan bebas dari resep-resep politik. Kombinasi, menurut keyakinan orang Finlandia, berarti bahwa tidak ada anak yang tertinggal


Finlandia resmi menjadi bagian dari komunitas Eropa pada bulan maret tahun 1992. Nama resmi negara ini adalah Republik Finlandia, tetapi penduduk Finlandia memanggil Negara mereka “suomi” yang berarti pulau rawa dan danau. Finlandia memiliki luas area 338.145 km dengan jumlah penduduk 5.223.442 jiwa. Sebelum tahun 1990 Finlandia menggantungkan pendapatan negaranya pada sektor pertanian. Tetapi sekarang Finlandia terkenal sebagai salah satu pusat teknologi dunia. Sebut saja Nokia dan semua orang langsung mengenalinya sebagai produk dari Finlandia. 

Semuanya itu tidak lepas dari lonjakan perkembangan pendidikan yang dilakukan Finlandia. Dari tahun 2000 sampai tahuun 2009 Finlandia masuk ke jajaran top di peringkat PISA (Programme for International Student Assessment). Dengan sumber daya yang terbatas dan anggaran yang lebih kecil ($3.000 dollar lebih kecil dari Amerika, dihitung per anak) Finlandia mampu menghasilkan murid-murid yang lebih unggul dari pada murid-murid di Amerika dalam bidang Science dan Math.

Apa rahasianya? Mari kita cermati bersama-sama dari tiga aspek: politik, guru proses dan kebudayaan.



Politik

Berawal dari kebijakan eksekutif Finlandia yang menginginkan Negara mereka maju dalam bidang tekhnologi. Pada tahun 1990 Finlandia melakukan desentralisasi pendidikan dan mengadakan beberapa kebijakan utama seperti: kurikulum nasional yang ketat, gelar master bagi semua guru bukan lagi sarjana, dalam satu kelas terdapat sampai tiga guru (dua guru fokus pada penyampaian materi, satu guru menemani mereka yang masih tertinggal dalam pelajaran).

Satu yang perlu dicatat, perubahan politik yang terjadi di Finlandia tidak merubah kebijakan pendidikan, sehingga apa yang diprogramkan terus berjalan. Hasilnya hanya dalam 14 tahun Finlandia menjadi Negara dengan pendidikan nomor satu di dunia dengan tingkat drop out murid hanya 2%.

Guru

Guru merupakan profesi yang sangat dihargai meski gaji mereka pun tidak tinggi. Hal ini diperkuat dengan kebijakan perekrutan guru yang sangat ketat di Finlandia sehingga guru menjadi profesi yang prestisius. Sebagai perbandingan, di amerika 47% guru berasal dari 1/3 mahasiswa dari peringkat bawah (akademik), di Finlandia calon guru berasal dari mahasiswa 10 besar di kampus, yang masih akan disaring dengan lebih ketat. Dalam masa training calon guru ditemani satu guru senior yang akan memberikan umpan balik atas materi yang akan diajarkan dan cara mengajar di kelas. Dengan demikian calon guru akan memiliki lebih banyak manfaat dari pengalaman guru senior.

Profesi guru di Finlandia sangat menarik dan menantang. Guru bahkan memiliki peran yang penting dalam pembuatan dan perubahan kurikulum. Penilaian (assessment) murid pun lebih besar dilakukan oleh guru bukan dengan sistem Ujian Nasional. Hal ini sengaja dibuat agar kaum muda tertantang untuk mengajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka dapatkan dengan gelar masternya. 

Proses

Pendidikan di Finlandia menekankan pada pentingnya deteksi dan intervensi dini akan kesulitan atau hambatan yang ditemui murid. Berbeda dengan kebanyakan negara yang umumnya mendeteksi kesulitan dengan mengadakan evaluasi yang biasanya hanya mengukur satu komponen. Finlandia bertindak dengan cara yang berbeda. Pendidikan di FInlandia percaya bahwa deteksi dini dan intervensi dini adalah bagian dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Sehingga setiap anak yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran akan dideteksi lebih dini dan disediakan bantuan individual secepatnya untuk menangani masalah tersebut. 

Bagaimana guru kelas di Finlandia bisa melakukan hal ini? Jawabnya ada pada jumlah guru yang bisa mencapai tiga orang untuk satu kelas. Selain itu rata-rata jam mengajar guru Finlandia lebih kecil 111 jam dibandingkan rata-rata jam mengajar guru di negara yang tergabung dalam OECD (guru OECD rata-rata mengajar 703 jam selama setahun sedangkan guru Finlandia mengajar 592 jam selama setahun). Waktu ekstra guru di FInlandia lebih banyak digunakan untuk mendukung murid yang memerlukan perhatian khusus.



Murid yang memerlukan perhatian khusus akan di bawa ke kelas yang terpisah dan disediakan rencana pembelajaran individual. Dengan melakukan hal ini, pendidikan Finlandia menjamin bahwa tidak ada murid yang tertinggal dalam pembelajaran. Jangan salah paham, tindakan ini mereka lakukan dengan sangat elegan. Di Finlandia bahkan ada banyolan yang mengatakan bahwa murid khusus adalah murid yang selama pendidikannya belum pernah mendapatkan perhatian khusus. Hal ini menandakan bahwa di Finlandia pemberian perhatian khusus di kelas yang terpisah merupakan hal yang wajar.



Dukungan bagi guru yang menemui murid dengan kebutuhan perhatian khusus disediakan melalui tim perkembangan murid yang ada disetiap sekolah di Finlandia. Tim perkembangan murid ini terdiri dari guru kelas, psikolog sekolah, konselor pendidikan, dan kepala sekolah. Tim ini bertemu setiap minggu membicarakan kasus yang ditemui murid-murid seperti kekerasan, kesulitan belajar, dan perilaku non social. Setiap kasus dicari solusinya secara individual. Sehingga guru tidak merasa sendirian dalam menangani anak yang memerlukan perhatian khusus.

Kebudayaan

Masyarakat Finlandia sangat menghargai pendidikan. Hal ini terlihat terutama dari penghargaan masyarakat terhadap profesi gugu. Suasana kekeluargaan yang akrab sangat terasa di dalam rumah-rumah warga Finlandia. Dalam suatu wawancara dengan wartawan BBC, beberapa orang tua mengaku sedikit memaksa anaknya untuk berprestasi. Tetapi hal itu mereka lakukan dalam jangkauan yang wajar.


Bagaimana dengan Indonesia? Yuk kita lakukan yang bisa kita lakukan. Bagi orang tua mari kita hadirkan suasana yang menyenangkan untuk anak belajar di rumah. Sebagai guru, yuk mari kita tingkatkan pengetahuan dan terus belajar cara mengajar dari guru-guru yang lebih senior dan ahli. Sebagai pemangku kebijakan, yuk mari ciptakan kebijakan yang memberi situasi yang kondusif untuk perkembangan pendidikan kita. Source : http://flashnetku.blogspot.com/2015/07/rahasia-kehebatan-pendidikan-finlandia.html





Senin, 25 Mei 2015

Mendidik Jiwa Wirausaha Anak

 
KidPreneur

Mendidik anak agar menjadi pengusaha sukses harus dilakukan sejak anak usia dini. Menjadi pengusaha ataupun enterpreneur merupakan tujuan mulia dan tentunya hal ini menjadi kebanggaan tersendiri apabila putra-putri kita memang benar-benar menjadi seorang pengusaha sukses.  Menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak bisa kita lakukan dengan memberikan stimulasi-stimulasi yang sederhana namun memiliki efek yang positif dan luar biasa untuk perkembangan anak.

Dalam mendidik dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak tentulah bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.  Diperlukan kesabaran dan waktu yang relatif panjang serta ilmu yang benar agar anak bisa menjadi pengusaha muda yang sukses.  Wirausaha merupakan salah satu cara dalam menjemput rezeki Allah.  Nah untuk membantu para orang tua dalam mewujudkan dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak, berikut beberapa tips dan trik dalam memberikan stimulasi pada anak yaitu 

1. Melatih membuat Wishlist

Dalam hal ini ajarkan kepada anak untuk membuat beberapa target yang harus dicapai. Latih dan ajak anak untuk menulis cita-cita dan mimpi yang ingin digapai anak.  Tuliskan dalam lembaran kertas kemudian tempel agar mudah terlihat dan terbaca setiap harinya. Kita sebagai orang tua berupaya untuk membantu dalam pencapaian yang sudah ditulis anak. dan dorong anak untuk mencapai mimpinya.

2. Menyelesaikan masalah dan mencari peluang

Hal yang diperlukan adalah komunikasi dengan baik bersama anak.  Tanyakanlah kepada anak beberapa kendala ataupun kesulitan yang sedang anak hadapi.  Diskusikanlah dengan baik dan tentunya berilah solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.  Dengan hal ini anak akan terlatih dalam mencari ide dan solusi serta bagaimana melihat peluang yang ada.

3. Melatih berjualan dan marketing

Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan mengajak anak bermain jualan/pasaran.  Jika anak sudah cukup dewasa maka kita melatihnya untuk berjualan dengan teman-temannya. Point terpenting dalam hal ini bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan orang lain.  Komunikasi yang baik akan membangun rasa percaya diri anak.

4. Melatih cash flow

Mengelola perputaran uang merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha anak.  Dalam skala yang sederhana maka kita bisa melatih anak bagaimana dalam mengelola uang sakunya.  Meskipun terlihat sepele hal ini akan melatih anak dalam mengatur keuangannya.

5. Menghadapi kegagalan

Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah kegagalan.  Oleh karena itu ajari anak bagaimana dalam menghadapi sebuah kegagalan.  Berilah motivasi dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik.  Hargailah dan berilah kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan beserta resiko yang harus dihadapinya.

6. Membangun ide kreatif anak

Dalam hal ini anak harus diberikan banyak pengetahuan.  Bisa melalui buku, seminar ataupun berkunjung ke tempat-tempat yang penuh dengan inspirasi ide.  Contoh sederhana yang bisa dilakukan untuk anak-anak adalah bagaimana cra mengatur ruangan kamarnya agar kamarnya penuh ide dan inspirasi.  Beri kesempatan pada anak untuk meluangkan gagasannya dengan menata kamarnya.

7. Melatih bersedekah

Banyak hikmah yang bisa diambil dari bersedekah.  Dengan bersedekah akan mengajari kepada anak untuk tidak berlaku serakah, tidak egois.  Selain itu dengan bersedekah akan membangun rasa empati anak.  Hal yang paling terpenting adalah dengan bersedekah akan melancarkan rezeki dan menghindarkan keburukan.  Contoh sederhana yang bisa dilakukan yaitu memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan uang kepada pengemis, kotak infaq masjid ataupun yang lainnya.

Jiwa wirausaha anak harus dibentuk sejak anak usia dini.  Banyak aneka ragam stimulasi yang bisa diterapkan dalam menumbuhkan jiwa enterpreneur anak.  Membentuk anak diusia dini akan lebih mudah dilakukan.  Bukankah bisa karena sudah terbiasa?  Mulailah dari yang hal-hal yang terkecil untuk menumbuhkan semangat wirausaha anak.

Contact Us :
 

Selasa, 28 April 2015

7 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Remaja

Gallery Gema Nurani

Sahabat Ummi yang berbahagia, mendidik anak bukanlah pekerjaan mudah, apalagi tidak ada pendidikan formal untuk menjadi orangtua. Kita hanya menjalani seadanya, tanpa persiapan yang memadai dan ilmu yang mumpuni dalam mendidik anak. Sehingga,  tak jarang orangtua berbuat kesalahan dalam mendidik anak.

Mendidik anak usia remaja, tentunya berbeda dengan mendidik mereka di usia kanak-kanak. Banyak hal yang berubah pada anak kita ketika mereka memasuki usia remaja. Masa remaja ini masa penting yang dilalui anak-anak kita. Dan pada masa ini pula acapkali timbul gejolak yang membuat orangtua mengurut dada. Sebagai orangtua, kita patut berkaca pada kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dalam mendidik anak remaja. Dengan harapan tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut. Apa saja kesalahan orangtua dalam mendidik remaja?

1.Orangtua tidak memahami perubahan yang terjadi pada anak ketika memasuki usia remaja
Ketika anak memasuki usia remaja (baligh), terjadi banyak perubahan dalam dirinya. Pada masa ini, anak sudah memiliki dorongan seksual, sehingga memiliki ketertarikan yang besar terhadap lawan jenis. Seringkali orangtua tidak siap menerima kenyataan ini. Alih-alih memberi pemahaman yang baik, malah memarahi anaknya ketika kedapatan jatuh cinta. Ada juga orangtua yang cuek dengan apa yang dilakukan anaknya, sehingga anaknya terjerumus pada pergaulan bebas.
Perubahan lainnya yang terjadi pada anak, saat menginjak usia remaja adalah perubahan hormonal dalam tubuhnya. Dampaknya, tumbuh jerawat, keringat menjadi lebih bau, doyan makan, mudah memberontak, emosi labil, dan terjadi pertumbuhan yang pesat pada tubuhnya. Seringkali orangtua tidak memahami ini sehingga tidak siap dengan perubahan yang terjadi. Akibatnya timbul konflik antara orangtua dan anak.

2.Masih menganggap remaja sebagai anak-anak
Remaja bukanlah anak-anak dan bukan juga manusia dewasa. Mereka sudah tidak mau diperlakukan sebagai anak kecil. Karena orangtua masih menganggap anak kecil, maka seringkali bersikap otoriter. Misalnya dalam pemilihan model pakaian. Acapkali orangtua masih senang memilihkan pakaian anak remaja sesuai seleranya dan tidak siap ketika mereka punya pilihan sendiri. Dari urusan pakaian ini bisa menjadi masalah runyam. Orangtua yang masih menganggap anak remaja seperti masih anak-anak seringkali tidak memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan sebuah pilihan. Semua pilihan ditentukan oleh orangtua anak hanya menjalani.

3.Mengomel
Orangtua terutama ibu acapkali mudah untuk mengomeli anak.  Omelan biasanya disertai dengan luapan emosi, sehingga tidak bisa mengontrol kata-kata yang diucapkan. Bisa jadi kata-kata yang diucapkan ketika mengomel melukai hati anak, sehingga timbul amarah dalam diri anak. Jika dalam diri anak memendam amarah pada orangtua akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Tentunya ini bukan kondisi yang baik bagi perkembangan anak remaja kita. Di samping itu, omelan orangtua akan menjatuhkan harga diri anak, apalagi jika disampaikan di depan orang lain walaupun anggota keluarganya.

Sahabat Ummi yang dirahmati Allah. Kita lanjutkan pembahasan tentang kesalahan yang dilakukan orangtua dalam mendidik remaja. Sebelumnya kita sudah membahas tiga kesalahan orangtua. Apa empat kesalahan lainnya, mari kita simak.

4.Tidak menjalin komunikasi yang harmonis dengan remaja
Sahabat Ummi, komunikasi adalah alat penting dalam berinteraksi dengan sesama manusia, termasuk dengan buah hati kita. Namun sayangnya, tidak sedikit orangtua yang tidak bisa menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Karena alasan sama-sama sibuk maka sulit berkomunikasi. Padahal dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak bisa memagari anak dari perilaku yang tidak baik.

Ketika anak kita menginjak usia remaja, banyak hal baru yang akan dialaminya. Sehingga mereka mudah galau dan memerlukan tempat untuk curhat. Apa jadinya jika komunikasi remaja dengan orangtuanya tersumbat. Mereka akan mencari tempat curhat yang lain. Kalau mereka menemukan sosok yang baik selain orangtuanya tidak jadi masalah, tapi jika menemukan sosok yang tidak baik bisa fatal akibatnya. Ada contoh kasus, seorang remaja yang merasa kesepian di rumah. Kemudian ia mencari obat kesepian dengan nongkrong bersama teman-temannya. Kehadirannya disambut hangat oleh seorang gembong narkoba. Anak itu mendapatkan apa yang dicarinya, persahabatan, tempat curhat, dan perhatian yang semua itu tidak didapatnya di rumah. Singkat cerita, anak itu pun menjadi pecandu narkoba dan sekaligus pengedar narkoba. Masa mudanya hancur karena berawal dari masalah komunikasi.

5.Orangtua tidak berhasil membuang sampah dalam dirinya
Tekanan pekerjaan, beban hidup yang semakin berat,  dan letih menyebabkan kita menyimpan emosi yang siap meledak. Emosi itu adalah sampah dalam diri kita. Alangkah bahayanya jika kita membawa sampah itu ketika berinteraksi dengan buah hati. Kita menjadi mudah terpancing emosi dengan hal-hal sepele di hadapan anak kita. Bisa jadi anak-anak kita-lah tempat membuang sampah dalam diri kita. Mereka menjadi luapan emosi kita. Apa yang mereka rasakan jika terus menerus menjadi tempat sampah orangtuanya? Marah, benci, merasa direndahkan, dendam, dan masih banyak lagi rasa yang bersemanyam dalam hati anak-anak itu. Rasa-rasa itulah yang mengantarkan anak remaja kita menjadi sosok yang bengal dan susah diatur.

6.Orangtua tidak berempati pada anak remajanya
Sekali lagi bahwa anak remaja kita akan mengalami banyak hal baru yang menyebabkan mereka kebingungan dengan diri sendiri. Acapkali orangtua tidak mau tahu dengan ketidak nyamanan anaknya. Sehingga anak-anak itu mencari solusi sendiri dengan resiko melangkah di luar rel kebenaran.

7.Haus akan prestasi anak. Banyak orangtua yang merasa sangat bahagia ketika anak-anaknya mendapat prestasi, terutama prestasi akademik Sehingga orangtua menekan anak-anaknya untuk meraih prestasi gemilang. Anak-anak dipaksa untuk mengikuti berbagai les agar meraih prestasi. Hidup di bawah tekanan sangatlah tidak nyaman. Begitu pun dengan anak remaja kita. Mereka tidak nyaman dan akhirnya mereka berlari dari tekanan itu kepada hal-hal negatif misalnya narkoba, berselancar di internet, menikmati pornografi, dan lain sebagainya.

Sumber dan Referensi:
- http://ummi-online.com/7-kesalahan-orangtua-dalam-mendidik-remaja-bagian-2.html
-Yudha Kurniawan, S.P. Character Building. Yogyakarta: Pro-U Media. 2013
-Jamal Abdul Hadi. Menuntun Buah Hati Menuju Surga. Yogyakarta: Era Intermedia. 2011

Rabu, 11 Maret 2015

Menghilangkan Kebiasaan Menonton Televisi Di rumah

Gallery Gema Nurani

Siapa yang tak suka menonton televisi? Semua kalangan pasti akan menyukai menonton tv, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Dan seperti itulah televisi bisa menyihir setiap penontonnya dengan segala materi acara yang disajikan dengan menarik. Padahal kebiasaan menonton tv jika tidak dikelola dengan baik bisa berdampak buruk terutama untuk anak-anak.

Beberapa hal materi konten televisi yang harus kita perhatikan dengan baik antara lain

1. Iklan televisi

Mana ada televisi tanpa iklan, semua pasti ada iklannya, semakin tinggi rating suatu acara maka akan meninggikan iklan. Lantas apa yang harus kita waspadai dari iklan ini?  Secara tidak langsung iklan yang muncul di dalam tv akan memberikan ajakan yang sama yaitu beli dan beli.  Hal inilah yang membuat kita sedikit demi sedikit belajar konsumtif, bagaimana dengan anak-anak?

2. Program acara televisi

Karena acara televisi termasuk tayangan komersial, maka televisi juga akan lebih cenderung membuat acara-acara yang lebih disukai penonton.  Maka tak sedikit acara di televisi yang lebih cenderung tidak bermutu dan tidak mendidik.  Namun anehnya para penonton malah menikmati dan tenggelam dalam hiruk pikuk acara televisi yang penuh dengan gaya hidup hedonisme.  Secara tidak langsung acara di tv lebih mengajarkan kepada kita seputar pergaulan bebas, berpikir pendek dan panjang angan-angan.

Agar keluarga tetap sehat dan lebih produktif maka sebaiknya kurangi atau bahkan hilangkan kebiasaan menonton televisi.  Adapun tips dan cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan menonton tv

1. No TV di dalam rumah

Langkah pertama yang harus dilakukan agar di rumah tidak kecanduan tv yaitu membuang atau menyingkirkan perangkat ini.  Banyak keluarga-keluarga yang mampu bertahan meskipun tidak ada televisi di rumah.  Menyingkirkan TV ini bisa dilakukan apabila ingin mewujudkan NO TV di dalam keluarga

2. Memberikan pemahaman yang baik

Sebaiknya beri penjelasan dengan baik terhadap anak-anak dan keluarga akan bahaya televisi yang tidak memberikan manfaat positif untuk keluarga.  Jika menginginkan NO TV dalam rumah komunikasikan dengan baik dengan anggota keluarga yang lain.

3. Meningkatkan jalinan kebersamaan dalam keluarga

Ketika sudah tidak ada tv di dalam rumah, maka intensitas kebersamaan terutama dengan anak-anak harus lebih ditingkatkan.  Saat-saat masa transisi ini harus diatasi dengan baik agar anak-anak dan keluarga bisa menemukan kegiatan barunya tanpa tv

4. Menyediakan fasilitas pengganti TV

Agar waktu bisa diisi dengan baik maka sebagai pengganti TV kita bisa menyediakan buku-buku bacaan yang berkualitas.  Selain buku, kita juga bisa menyiapkan majalah-majalah edukasi lainnya.  Sedangkan untuk anak-anak maka kita bisa memberikan mainan edukatif agar bisa digunakan sebagai aktifitas hariannya.

5. Memanfaatkan internet

Untuk keluarga yang sudah terhubung dengan internet maka bisa memanfaatkan layanan ini sebagai pengganti tv.  Youtube misalnya, ia bisa kita gunakan untuk mengakses tontonan yang mendidik dan tentunya youtube akan lebih minim iklan.  Jika anak-anak sudah terhubung dengan internet maka pengawasan juga mesti dilakukan.

6. Membuat peraturan dalam keluarga

Agar ritme kehidupan keluarga bisa berjalan dengan baik maka kita bisa menerapkan peraturan dalam keluarga.  Buatlah aturan yang tidak terkesan keras akan tetapi tegas.

7. Memantau perkembangan anak

Usahakan sebisa mungkin kita bisa membantu anak dalam menemukan hobi dan minatnya.  Hal ini akan sangat membantu anak dalam menghilangkan kebiasaan menonton tv

Televisi memang seolah kebutuhan penting di dalam keluarga.  Tidak ada tv seperti ada yang kurang, akan tetapi hal ini akan bisa hilang dengan sendirinya.  Banyak cara lain yang bisa kita gunakan untuk mengakses perkembangan khususnya berita-berita penting.  NO TV diadakan karena banyak sajian dari televisi yang tidak mendidik dan hanya merusak generasi muda terutama anak-anak kita.  Oleh karena itu waspadalah dengan televisi dan jangan kecanduan menonton televisi. Sumber : http://www.al-maghribicendekia.com/2015/02/menghilangkan-kebiasaan-menonton.html

Senin, 02 Maret 2015

Tips Sederhana Mengatasi Rasa Takut

Gallery Gema Nurani

Mengatasi rasa takut pada anak harus dilakukan sejak anak usia dini.  Rasa takut merupakan hal yang wajar, namun ketika rasa takut itu menjadi berlebihan maka perlu penanganan agar tidak berkelanjutan.  Solusi yang paling baik adalah mencari akar permasalahan dan penyebabnya yang memungkinkan menjadikan anak menjadi takut atau penakut.  Dengan penganalisaan yang tepat maka pemecahan dari penyebab anak memiliki sifat takut bisa dilakukan dengan tepat sasaran.

Salah satu hal yang sangat penting dan mempengaruhi adalah pola pendidikan yang diberikan kepada anak. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengobati penyakit takut pada anak.  Yang dibutuhkan adalah konsisten dan kesabaran dalam membesarkan dan mendidik anak.  Karena mendidik anak memang sangat menguji kesabaran dan ketelatenan kita sebagai orang tua.

Apa saja solusi dan cara untuk mengatasi anak yang penakut?  Berikut tips sederhana yang bisa kita praktekkan

1. Memberikan pendidikan keagamaan yang baik kepada anak.  Pendidikan keagamaan ini sangat penting karena akan bisa membangun rasa keyakinan akan adanya Allah Ta'ala.  Dengan rasa yakin dan percaya adanya Allah maka akan mampu meningkatkan rasa percaya diri anak sehingga anak akan mampu untuk mengatasi masalah yang ada dalam dirinya.  Ajarkan kepada anak cara ibadah yang baik dan bagaimana berdoa kepada Allah agar anak mampu untuk menghadapi situasi yang sulit dan agar anak tetap berserah diri hanya kepada Allah semata.

2. Melatih anak untuk mandiri baik itu dengan cara memberikan kebebasan kepada anak namun anak juga diajarkan untuk mempertanggungjawabkan segala keputusan yang telah diambil anak. 

3. Jangan membiasakan kepada anak menakuti dengan setan, jin, binatang buas dan benda seram lainnya yang bertujuan untuk menenangkan anak.  Pahamkan kepada anak tentang hakikat setan dan jin secara proporsional dan sesuai dengan syariat agama agar anak tidak memiliki pemahaman yang salah mengenai hal ini.  Hindarkan anak untuk berhubungan dengan hal-hal yang berbau menyeramkan, misalnya film horor, mistik, perdukunan.  Kenalkan hal tersebut manakala anak sudah mampu untuk berpikir secara dewasa.

4. Mengenalkan kisah-kisah heroik dan para pejuang yang shaleh agar terbentuk jiwa yang pemberani kepada anak.  Hindari menceritakan suatu kisah fiktif tentang pahlawan ataupun cerita yang bersifat imajinasi dan tak mungkin ada contoh realitasnya dalam kehidupan nyata.

5. Bangun rasa sosial dan jiwa bersosialisasi pada anak dengan melatih anak untuk bergaul dan bergabung dengan teman-temannya.  Tujuannya agar anak tidak merasa sendiri dan agar anak merasa bahwa dirinya juga dibutuhkan orang lain sehingga akan mengikis rasa minder anak.  Anak yang minder akan cenderung memiliki rasa takut yang berlebih.

Dari kelima hal solusi sederhana tersebut bisa diaplikasikan dan sangat baik dilakukan sejak anak usia dini.  Berikan pendidikan yang baik secara bertahap dan konsisten sampai anak hilang sifat penakutnya.  Anak yang pemberani dalam hal yang positif tentunya akan lebih disukai banyak orang daripada anak yang penakut. Oleh karena itu bangun mentalitas dan jiwa pemberani anak dengan memberikan metode pendidikan yang tepat.  Carilah lingkungan yang baik untuk anak agar anak memiliki komunitas yang positif sehingga anak tidak akan salah jalan. http://www.al-maghribicendekia.com/


Alhamdulillah

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

.

SMAIT GEMA NURANI Jl. Kali Abang Tengah No.100 Bekasi 17125 Phone 021 88871329 ** Mewujudkan Generasi yang Berkarakter Islami, Unggul, dan Mandiri **

Menuju Bulan Ramadhan Mulia

 Bismillahirrahmaanirrahiim الســــــــلام عليــــــــكم ورحمة اللــــــــــه وبركاته بـــــــــسم الله الرحمن الرحيــــــــــم  الحــــــمد...

Instagram

Instagram

gema_nurani Instagram

A photo posted by Gema Nurani (@gema_nurani) on

Bahaya Pornografi

Kita Mampu