|
Gallery Gema Nurani |
Sahabat Ummi yang berbahagia, mendidik anak bukanlah pekerjaan mudah,
apalagi tidak ada pendidikan formal untuk menjadi orangtua. Kita hanya
menjalani seadanya, tanpa persiapan yang memadai dan ilmu yang mumpuni
dalam mendidik anak. Sehingga, tak jarang orangtua berbuat kesalahan
dalam mendidik anak.
Mendidik anak usia remaja, tentunya berbeda dengan mendidik mereka di
usia kanak-kanak. Banyak hal yang berubah pada anak kita ketika mereka
memasuki usia remaja. Masa remaja ini masa penting yang dilalui
anak-anak kita. Dan pada masa ini pula acapkali timbul gejolak yang
membuat orangtua mengurut dada. Sebagai orangtua, kita patut berkaca pada kesalahan-kesalahan yang
pernah dilakukan dalam mendidik anak remaja. Dengan harapan tidak
mengulangi lagi kesalahan tersebut. Apa saja kesalahan orangtua dalam
mendidik remaja?
1.Orangtua tidak memahami perubahan yang terjadi pada anak ketika memasuki usia remaja
Ketika anak memasuki usia remaja (baligh), terjadi banyak perubahan
dalam dirinya. Pada masa ini, anak sudah memiliki dorongan seksual,
sehingga memiliki ketertarikan yang besar terhadap lawan jenis.
Seringkali orangtua tidak siap menerima kenyataan ini. Alih-alih memberi
pemahaman yang baik, malah memarahi anaknya ketika kedapatan jatuh
cinta. Ada juga orangtua yang cuek dengan apa yang dilakukan anaknya,
sehingga anaknya terjerumus pada pergaulan bebas.
Perubahan lainnya yang terjadi pada anak, saat menginjak usia remaja
adalah perubahan hormonal dalam tubuhnya. Dampaknya, tumbuh jerawat,
keringat menjadi lebih bau, doyan makan, mudah memberontak, emosi labil,
dan terjadi pertumbuhan yang pesat pada tubuhnya. Seringkali orangtua
tidak memahami ini sehingga tidak siap dengan perubahan yang terjadi.
Akibatnya timbul konflik antara orangtua dan anak.
2.Masih menganggap remaja sebagai anak-anak
Remaja bukanlah anak-anak dan bukan juga manusia dewasa. Mereka sudah
tidak mau diperlakukan sebagai anak kecil. Karena orangtua masih
menganggap anak kecil, maka seringkali bersikap otoriter. Misalnya dalam
pemilihan model pakaian. Acapkali orangtua masih senang memilihkan
pakaian anak remaja sesuai seleranya dan tidak siap ketika mereka punya
pilihan sendiri. Dari urusan pakaian ini bisa menjadi masalah runyam. Orangtua yang masih menganggap anak remaja seperti masih anak-anak
seringkali tidak memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk menentukan
sebuah pilihan. Semua pilihan ditentukan oleh orangtua anak hanya
menjalani.
3.Mengomel
Orangtua terutama ibu acapkali mudah untuk mengomeli anak. Omelan
biasanya disertai dengan luapan emosi, sehingga tidak bisa mengontrol
kata-kata yang diucapkan. Bisa jadi kata-kata yang diucapkan ketika
mengomel melukai hati anak, sehingga timbul amarah dalam diri anak. Jika
dalam diri anak memendam amarah pada orangtua akan menjadi bom waktu
yang sewaktu-waktu bisa meledak. Tentunya ini bukan kondisi yang baik
bagi perkembangan anak remaja kita. Di samping itu, omelan orangtua akan
menjatuhkan harga diri anak, apalagi jika disampaikan di depan orang
lain walaupun anggota keluarganya.
Sahabat Ummi yang dirahmati Allah. Kita lanjutkan pembahasan tentang
kesalahan yang dilakukan orangtua dalam mendidik remaja. Sebelumnya kita
sudah membahas tiga kesalahan orangtua. Apa empat kesalahan lainnya,
mari kita simak.
4.Tidak menjalin komunikasi yang harmonis dengan remaja
Sahabat Ummi, komunikasi adalah alat penting dalam berinteraksi
dengan sesama manusia, termasuk dengan buah hati kita. Namun sayangnya,
tidak sedikit orangtua yang tidak bisa menjalin komunikasi yang baik
dengan anak-anaknya. Karena alasan sama-sama sibuk maka sulit
berkomunikasi. Padahal dengan komunikasi yang sehat antara orangtua dan
anak bisa memagari anak dari perilaku yang tidak baik.
Ketika anak kita menginjak usia remaja, banyak hal baru yang akan
dialaminya. Sehingga mereka mudah galau dan memerlukan tempat untuk
curhat. Apa jadinya jika komunikasi remaja dengan orangtuanya tersumbat.
Mereka akan mencari tempat curhat yang lain. Kalau mereka menemukan
sosok yang baik selain orangtuanya tidak jadi masalah, tapi jika
menemukan sosok yang tidak baik bisa fatal akibatnya. Ada contoh kasus, seorang remaja yang merasa kesepian di rumah.
Kemudian ia mencari obat kesepian dengan nongkrong bersama
teman-temannya. Kehadirannya disambut hangat oleh seorang gembong
narkoba. Anak itu mendapatkan apa yang dicarinya, persahabatan, tempat
curhat, dan perhatian yang semua itu tidak didapatnya di rumah. Singkat
cerita, anak itu pun menjadi pecandu narkoba dan sekaligus pengedar
narkoba. Masa mudanya hancur karena berawal dari masalah komunikasi.
5.Orangtua tidak berhasil membuang sampah dalam dirinya
Tekanan pekerjaan, beban hidup yang semakin berat, dan letih
menyebabkan kita menyimpan emosi yang siap meledak. Emosi itu adalah
sampah dalam diri kita. Alangkah bahayanya jika kita membawa sampah itu
ketika berinteraksi dengan buah hati. Kita menjadi mudah terpancing
emosi dengan hal-hal sepele di hadapan anak kita. Bisa jadi anak-anak
kita-lah tempat membuang sampah dalam diri kita. Mereka menjadi luapan
emosi kita. Apa yang mereka rasakan jika terus menerus menjadi tempat sampah
orangtuanya? Marah, benci, merasa direndahkan, dendam, dan masih banyak
lagi rasa yang bersemanyam dalam hati anak-anak itu. Rasa-rasa itulah
yang mengantarkan anak remaja kita menjadi sosok yang bengal dan susah
diatur.
6.Orangtua tidak berempati pada anak remajanya
Sekali lagi bahwa anak remaja kita akan mengalami banyak hal baru
yang menyebabkan mereka kebingungan dengan diri sendiri. Acapkali
orangtua tidak mau tahu dengan ketidak nyamanan anaknya. Sehingga
anak-anak itu mencari solusi sendiri dengan resiko melangkah di luar rel
kebenaran.
7.Haus akan prestasi anak. Banyak orangtua yang merasa sangat bahagia
ketika anak-anaknya mendapat prestasi, terutama prestasi akademik Sehingga orangtua menekan anak-anaknya untuk meraih prestasi
gemilang. Anak-anak dipaksa untuk mengikuti berbagai les agar meraih
prestasi. Hidup di bawah tekanan sangatlah tidak nyaman. Begitu pun
dengan anak remaja kita. Mereka tidak nyaman dan akhirnya mereka berlari
dari tekanan itu kepada hal-hal negatif misalnya narkoba, berselancar
di internet, menikmati pornografi, dan lain sebagainya.
Sumber dan Referensi:
-
http://ummi-online.com/7-kesalahan-orangtua-dalam-mendidik-remaja-bagian-2.html
-Yudha Kurniawan, S.P. Character Building. Yogyakarta: Pro-U Media. 2013
-Jamal Abdul Hadi. Menuntun Buah Hati Menuju Surga. Yogyakarta: Era Intermedia. 2011