by Jamil Azzaini in Artikel Inspirasi
Pekan lalu jadwal saya begitu padat. Dimulai dengan training
yang jadwalnya dari jam 08.00 pagi hingga jam 22.00 WIB. Saya juga ke
sekolah anak untuk berdiskusi dengan wali kelas dan guru anak saya.
Launching buku baru saya “A Tribute” di ajang Islamic Book Fair, Istora
Senayan, Jakarta.
Dan tentunya, sebagai suami dan ayah, saya juga menemani istri
belanja dan juga bersendagurau dan mendengarkan anak saya bercerita
dengan mereka. Diantara cerita anak itu ada yang berlangsung hingga
tengah malam. Selain karena temanya asyik, saya tidak ingin anak saya
tidur dengan membawa kegalauan di dalam hati.
Tadi malam, usai memberikan ilmu dan ikut workshop STIFIn level 1 di
Cilegon Banten, saya berada pada puncak lelah. Saat pulang, driver saya
salah masuk jalan tol yang sangat macet. Dalam kondisi ini saya kirim
WhatsApp di group keluarga saya, “Om Anwar (driver saya) salah jalan,
bapak terjebak macet dan 46 km lebih jauh. Bapak sampai rumah malam.
Doakan sabar dan lancar, ya.”
Istri saya merespon “curcol” saya dengan berkirim tulisan tentang
lelah yang dicintai Allah. Selain lelah dalam beribadah, beramal sholeh,
dan berdakwah, ternyata ada beberapa lelah yang sangat dicintai Allah,
tiga diantaranya adalah saya sebutkan disini.
Pertama, lelah dalam mencari nafkah yang halal. Bersemangatlah
mencari nafkah, simak hadis nabi, “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang
melihat hamba-Nya bersusah-payah (lelah) dalam mencari rezeki yang
halal.” (HR. Ad-Dailami).
Lelah karena mencari nafkah itu bisa menghapus dosa yang kita
lakukan. Camkan hadis nabi berikut, “Barangsiapa pada malam hari
merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang
hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah” (HR Ahmad).
Kedua, lelah mengurus keluarga. Mengurus keluarga itu menguras energi
dan emosi. Berbagai talenta, karakter, dan tingkah polah yang berbeda
di rumah memerlukan penanganan yang berbeda dan itu melelahkan. Apabila
Anda merasakan lelah saat mengurus keluarga maka bersyukurlah karena hal
ini sangat dicintai Allah SWT.
Ketiga, lelah menuntut ilmu. Imam Syafe’i pernah berkata, “Apabila
kamu tidak tahan lelahnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya
kebodohan.” Lelah menuntut ilmu itu akan berbuah diangkatnya derajat
sang penuntut ilmu. Maka jemputlah ilmu, teruslah belajar hingga
terkantuk-kantuk, ikutlah berbagai kajian meski jauh dan mengeluarkan
energi. Ilmu itu dijemput bukan ditunggu. Jangan lupa juga baca
buku-buku karya saya. Hehehe…
Lelah itu manusiawi. Justru kita harus merasakan lelah khususnya lelah yang sangat dicintai Sang Pencipta.
Salam Sukses Mulia!